#𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐊𝐞𝐧𝐳𝐢𝐞
𝐊𝐞𝐥𝐚𝐧𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐧𝐳𝐢𝐞
𝐾𝑒𝑙𝑎𝑛𝑎 𝑏𝑒𝑛𝑐𝑖 𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎. 𝑇𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑚𝑒𝑙𝑜𝑘𝑎𝑙, 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎. 𝑇𝑎𝑝𝑖, 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢 𝐾𝑒𝑛𝑧𝑖𝑒, 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑛𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑡𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑟𝑡𝑖 𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎, 𝑡𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡𝑛𝑦𝑎 𝑛𝑔𝑔𝑎𝑘 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑖𝑎 ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑘𝑒ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑛𝑧𝑖𝑒.
[#NowPlaying: ATEEZ – Celebrate]
Sudah hampir 4 tahun Kenzie tak mendengar kabar tentang Kelana. Gadis yang sempat mengisi masa SMA nya. Siapa Kelana? Kelana itu cinta pertama Kenzie, Bukan tipikal cewek manis berambut panjang. Kelana itu nggak pernah punya rambut panjang. Rambutnya bahkan nggak pernah menyentuh bahu, badannya kira-kira 10 cm lebih pendek dari Kenzie, lincah dan piawai dalam beberapa cabang seni bela diri seperti capoeira, jiujitsu, wushu dan taekwondo. Mungkin itu daya tarik gadis yang sering dipanggil Lana ini di mata seorang Kenzie Wiryamanta.
Terakhir kali Kenzie bertemu Kelana adalah saat pesta kelulusan SMA 4 tahun yang lalu. Kelana mengajarkan Kenzie banyak hal, Kenzie suka gaya Kelana yang selalu tanpa beban, tomboy, tapi tetap menarik di hati Kenzie. Waktu pertama kali ketemu sama Kenzie di sekolah, Kelana terang-terangan ngaku dia nggak suka namanya dipanggil lengkap, Kelana. Dia cuma mau dipanggil Lana sama temen-temen seusianya. katanya, Kelana tuh terlalu lokal dan nggak dia banget.
“Tapi, gue suka nama Kelana. Artinya bagus dan cocok sama lo yang cinta petualangan,”
begitu kata Kenzie waktu pertama kali kenal sama Kelana. Hari ini, setelah 4 tahun lamanya berpisah dan kehilangan kontak Kenzie, Kelana kembali menemui cinta pertamanya itu. Buat yang nggak tau, Kenzie itu pacar pertama Kelana, sepanjang hidupnya. Pasca putus sama Kenzie, Kelana nggak pernah menemukan laki-laki lain yang bisa menggantikan posisi spesial kenzie di hatinya.
Hari ini, gadis yang dulu berambut pendek itu tiba di Jakarta. Dulu, sebelum lulus, Kenzie bilang mau merantau kuliah di Jakarta, sementara Kelana kuliah di Negeri Jiran, Malaysia. Waktu itu, Kelana berjanji, suatu saat, kalau mereka beneran berjodoh, suatu saat, semesta akan mempertemukan keduanya kembali.
Hari ini, 15 Juni 2021, Kelana menginjakkan kakinya di Jakarta, menepati janji yang ditulisnya di Pandora Box yang ia kubur bersama Kenzie di kebun belakang sekolah seusai upacara wisuda sekolah mereka 4 tahun silam. Dengan modal sosmed milik Kenzie, ia mencari keberadaan tambatan hatinya. Berkelana, seperti namanya. Tanpa arah dan tujuan, hingga ia menemukan tempat perhentiannya, Kenzie.
Sore itu, langkah Kelana terhenti di sebuah cafe. cafe sederhana yang nampak nyaman. Auranya menghipnotis Kelana untuk masuk dan memesan segelas es kopi kesukaannya. Wangi biji kopi yang baru melewati proses roasting semerbak mengisi ruang cafe yang relatif tak terlalu besar itu. Setelah pesanannya disajikan, Kelana memilih duduk di bangku yang menghadap ke jendela luar, menikmati orang yang lalu-lalang masuk-keluar cafe.
Mana ada yang tahu kalau saat itu akan menjadi momen yang mempertemukan kedua insan ini kembali.
Kelana duduk di cafe itu sambil menikmati kopi dan cakenya. Tak lupa ia mengeluarkan sebuah buku dari dalam tas selempangnya. Buku bacaan ringan yang setiap hari selalu menemaninya menunggu. Tapi, apa yang ia tunggu? bukankah ini aneh? hari itu, sang dara yang kini punya rambut cukup panjang dan di ikat membentuk messy bun ini nggak sedang menunggu apapun, tapi ia melakukan kebiasaannya ketika ia sedang menunggu orang atau membunuh waktu.
TING
suara bel di pintu berdenting cukup keras tanda ada orang masuk ke dalam cafe. hal itu membuat Kelana yang sedang fokus dengan buku bacaannya mengangkat kepalanya untuk mengamati siapa yang masuk ke dalam cafe tersebut. Salah satu dari 8 orang yang masuk ke dalam cafe itu nampak familiar bagi Kelana. laki-laki bersurai hitam legam, kulitnya putih, 175-176 cm kira-kira tinggi badannya dan yang paling membuat dirinya yakin itu orang yang dicarinya, ada tanda lahir yang berwarna kemerahan di area pelipis sang adam.
'Kenzie?' Kelana menatap laki-laki yang mengambil tempat duduk tak jauh dari tempat dirinya duduk.
'Ya? Kamu manggil saya?' tanya Kenzie bingung sembari menatap Kelana, mengamati kalau-kalau ia mengenali gadis yang memanggil namanya itu.
'KELANA?' kali ini sahutan dari Joseph yang langsung mengenali wajah Kelana meskipun kini surai kecoklatan sang gadis tak lagi pendek.
Kenzie masih mematung mendengar Joseph memanggil nama itu. ia masih tak mempercayai apa yang ia lihat.
'Aku Kelana,' Kelana tersenyum menganggukkan kepalanya menyambut Joseph yang baru saja mengumandangkan namanya ke seluruh penjuru cafe. 'Kamu nggak berubah ya, Seph. Ribut banget. Malu tau, diliatin semua orang,' kekeh Kelana diikuti Joseph yang nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang nggak gatal.
Beberapa detik berlalu dan Kenzie berjalan ke arah Kelana dan merengkuh gadis itu dalam pelukannya. Kemudian dalam diam ia menangkup wajah Kelana dan merekam setiap inchi wajah cantik Kelana. 'Beneran kamu, aku kangen,' Kenzie tersenyum sambil mencubit pipi Kelana.
'Mas Kenzie, Kak Kelana diajak bareng aja, ngerayain ulang tahun Mas Kenzie sama kita,' celetuk Jafar yang lagi menata meja dengan seloyang cake yang sengaja mereka siapkan untuk ulang tahun Kenzie.
'Iya, Ken. sekalian cerita tentang kalian,' kali ini celetukan kepo keluar dari mulut Sanjaya.
'Yah mana bisa dibagi, Sanjaya. orang Kelananya cuma mau sama Kenzie,' ujar Joseph blak-blakan dihadiahi pukulan dari Kelana dan lirikan maut dari Kenzie.
'Joseph apaan sih!' sahut Kelana yang baru aja mukul lengan Joseph.
'Kamu ga papa aku cerita ke anak-anak soal kita?' Kenzie bertanya sambil menatap mata sang dara dengan tatapan khawatir.
Kelana hanya tersenyum dan mengangguk.
'Kelana ini mantan gue. dulu kita sempat jadian dari kelas 10 sampe 12. Putusnya sebenernya terpaksa, karena gue harus kuliah ke Jakarta dan dia udah diterima kuliah di Malaysia,' Jelas Kenzie.
'Kamu sama Kelana masih saling sayang kah?' kali ini sahutan dari Rama yang duduk di samping Dilara, sang kekasih.
'Kalo aku sih masih sayang sama Ken-ken sampe sekarang,' Kelana mengangguk sambil menatap Kenzie. Wajah Kenzie mulai bersemu merah pasca mendengar pengakuan dari Kelana.
'Ken-Ken?' Kali ini lirikan Jahil muncul dari duo jahil Mahanta dan Jovan.
'Tiga tahun lama juga, lho,' kali ini sahutan dari Krisna.
'Sebenernya, gue juga nggak rela putus sama Kelana. sampe sekarang masih sayang, malahan.' aku Kenzie.
'Jadi, make a wish dulu, nih. Kak Kenzie, sebelum kuenya kena lelehan lilin,' sahutan ini muncul dari Gita, pacarnya Krisna.
Kenzie berdeham, 'Kel, aku selalu berharap suatu saat kita ketemu lagi. Sabar bukan keahlianku. tapi saat aku lakukan itu, aku berakhir ketemu kamu,' Kenzie berhenti sejenak. 'Aku harap, kamu mau berkelana sama aku, masa depan mungkin nggak cerah-cerah amat. tapi kamu mau jadi tempatku berlabuh lagi kayak dulu?' Kenzie menggenggam tangan Kelana sambil mengutarakan isi hatinya.
'Ken, jujur aku kesini nyari kamu, aku kangen.' Kelana menitikkan air matanya. bukan karena sedih, ia menangis karena Ia terharu, Tuhan mengabulkan doanya untuk membawanya kembali pada pelabuhan hatinya. 'Aku sayang kamu, Ken,' Kelana mengangguk, menjawab pertanyaan dari sang adam barusan.
'Kok nangis?' tanya Kenzie sambil mengusapkan ibu jarinya di pipi Kelana, menghapus tetesan air matanya.
'Balikan nih?' Sanjaya bersorak.
'Kalo gitu tiup lilinnya bareng!' Mahanta berujar.
'satu, dua, tiga,' Si bungsu Jafar menghitung diikuti dengan tawa kakak-kakaknya.
Kenzie dan kelana saling tatap sebentar. 'Kel, temenin aku berkelana kemanapun takdir membawa kita, ya,' ungkap Kenzie sambil tersenyum disambut anggukan Kelana dan keduanya meniup lilin ulang tahun Kenzie yang ke 23 di selasa siang yang tak terlalu terik itu.
'Tuhan, kalau seandainya ini sungguh-sungguh rencana-Mu untuk membawa aku kembali ke Kenzie, jangan pisahkan kita berdua lagi. cuma itu permohonanku.' – Kelana.
𝙎𝙚𝙡𝙖𝙢𝙖𝙩 𝙐𝙡𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙖𝙝𝙪𝙣, 𝙆𝙚𝙣𝙯𝙞𝙚 𝙒𝙞𝙧𝙮𝙖𝙢𝙖𝙣𝙩𝙖, 𝙨𝙚𝙢𝙤𝙜𝙖 𝙠𝙞𝙨𝙖𝙝 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖𝙢𝙪 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙞𝙣𝙙𝙖𝙝.
𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙆𝙚𝙡𝙖𝙣𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖𝙞𝙢𝙪
Saved: 11:12 AM, 15/06/2021
Word Count: 1167 words.