jace'sarchive

AFRAID

#AFRAID


โ€œ๐‘ฐ'๐’Ž ๐‘ฏ๐’๐’Ž๐’†โ€


'Kal,' Suara Evan menggema di koridor ketika sang empunya nama itu melepas sepatu dan berjalan masuk ke ruang tengah.

Kal berjalan keluar dari kamarnya sembari menggendong Galaxy di tangan kanannya. Ia kemudian menurunkan Galaxy yang langsung berlari ke kandangnya di ruang tengah sementara Kal berjalan mendekat ke sosok pria jangkung yang baru saja melangkah masuk ke dalam rumah.

'I'm sorry,' Kal menghajar Evan dengan sebuah pelukan sambil membenamkan wajahnya di bahu yang lebih tua. 'I'm sorry,' ulangnya lagi perlahan suaranya semakin bergetar.

Evan membalas pelukan Kal dengan pelukan yang tak kalah hangatnya. 'Hey, it's okay. gue udah maafin lo,' Yang lebih tua terkekeh sambil membelai rambut hitam Kal.

'huhuhu...' yang lebih muda hanya bisa terisak di dada yang lebih tua lantaran perasaan bersalah yang mengganjal di dadanya.

'Kok nangis?' tanya Evan yang masih dengan sabar membelai punggung Kal.

Kal terdiam sejenak. diantara sesenggukan tangisnya, ia mengangkat wajahnya menatap Evan. 'Takut....' itu yang keluar dari mulut Kal.

'Gue udah maafin lo. dan gue juga minta maaf sama gue, Kal. Gue sadar, gue belum jadi pacar lo,' Evan balas menatap orbit kecoklatan milik Kal.

'Gue nggak mau kehilangan lo seperti gue kehilangan Kak Kelly dan Papa,' mata sipit Kal masih dengan tajam menatap Evan.

'Gue nggak akan kemanapun, Kal. I'm home. Cuma lo tempat gue pulang,' Evan kemudian menarik kursi dari pantry dan duduk di kursi itu dan duduk di kursi itu sambil menarik Kal mendekat.

Kal yang ditarik mau nggak mau ikut mendekat. perlahan ia menundukkan kepalanya dan menaruh tangannya di bahu Evan. Wangi musk mallow dan suede yang dikenakan Evan malam itu menyeruak ke indera penciuman milik Kal. Namun, itu semua tak menghalangi Kal yang kemudian bergerak mendekat dan mendaratkan labia merah jambunya pada bibir merah milik Evan. bukan ciuman penuh gairah, hanya ciuman lembut, penyalur segala perasaan dan kerinduan yang ada dalam hati keduanya.

'Manis,' gumam Evan selepas ciuman mereka.

'Hah?' Kal menatap bingung Evan. Tangannya masih membelai rambut dan wajah Evan yang beberapa hari ini nggak di rumah dan membuatnya rindu setengah mati.

'Bibirmu manis,' Evan mengusap bibir merah jambu Kal dengan ibu jarinya.

'Ohh, tadi habis makan cherry,' Kal kemudian mengecup kening Evan.

'Jadi gimana? mau kan, pacaran sama gue? jadi penghuni tetap di hati gue?' tanya Evan.

'Kalau gue pulang ke hati lo, apa lo akan buka pintunya lebar-lebar buat gue dan masuk ke sana? mungkin kita bakal berdua sampai tua nanti, kalo Tuhan kasih izin.' Kal kini duduk di pangkuan Evan sambil masih menatap pujaan hatinya dan memainkan rambutnya.

'Iya,' Evan mengangguk. 'Lo mau buka hati buat gue?' tanyanya lagi.

'Mau, sayang,' Kal mengangguk mantap sambil memeluk Evan dan membenamkan kepalanya di bahu Evan. Menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah jambu.

'So, it's official, right?' Evan bertanya. Kal hanya menyembunyikan wajah kemerahannya di bahu Evan dan menepuk punggung Evan dua kali tanda mengiyakan ajakan Evan untuk berpacaran.

'Today is day one,' Kal tersenyum sambil mengecup pipi Evan sebelum membantu pemuda paruh Batak itu mengangkut barang-barangnya ke kamar Kal.


#AFRAID


PART 65 ๐™†๐™–๐™ก๐™–๐™ช ๐™…๐™ค๐™™๐™ค๐™, ๐™๐™–๐™  ๐™‡๐™–๐™ง๐™ž ๐™†๐™š๐™ข๐™–๐™ฃ๐™– ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ต ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ˆ๐˜ซ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ˆ๐˜ฅ๐˜ณ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ด


Perkara perasaan, mana ada yang bisa membohongi diri sendiri. begitulah yang terjadi pada Ajun. Pemuda jangkung nan tampan ini telah menyimpan perasaannya pada Adrianus sejak SMA dulu. Kal merupakan saksi dari perjuangan cinta Ajun mendapatkan hati seorang Adrianus Muda. Ian, begitu panggilan sayang Ajun untuk Adrianus ketika ia menceritakan tentang perasaannya yang selalu membara itu pada Kal maupun Robin.

Sewaktu SMA dulu, Ajun sempat keduluan Chandra, temen sekelas mereka yang juga naksir berat sama Adri, sebelum ia sempat melancarkan serangannya. Namun, masa pacaran Adri dan Chandra nggak bertahan lama, hubungan itu harus kandas setelah kurang lebih bertahan selama setengah tahun karena Chandra tertangkap basah selingkuh dengan adik kelas mereka, sesama anggota tim dance asuhan Adri, Yonathan Felix namanya.

Adri kecewa berat pada Chandra saat itu. berbulan-bulan sifat Adri berubah drastis. Adri yang semula periang, enerjik dan selalu menyebarkan virus kebahagiaan pada kawan-kawannya, mendadak berubah jadi galak, pemurung dan kerap kali menangis (kalau yang ini cuma ketahuan sama Kal dan Evan tentunya). Ajun sempat mendatangi Chandra dan menonjok pemuda itu di pipinya. mereka hampir aja baku hantam di sekolah kalau Kal nggak melerai dan mengancam melaporkan keduanya ke kepala sekolah.

Semenjak hari itu, Adri yang nampak bahagia dan selalu memberikan kebahagiaan bagi kawan-kawan di sekitarnya, diam-diam berfikir bahwa ia nggak seberarti itu buat orang yang sungguh-sungguh ia cintai. sejak saat itu pula, Adri menutup dirinya buat hubungan percintaan yang baru. Ia bahkan membangun tembok besar yang menyekat dirinya dengan benih-benih cinta yang akan ditanamkan orang lain ke dalam hidupnya.


hampir 7 tahun berlalu sejak kelulusan mereka dari bangku SMA di 2015 silam. Dan rasa cinta itu masih melekat di hati Ajun. Tak jarang, pemuda itu menanyakan kabar atau sekedar bertanya pada Kal tentang keadaan Ian, sang pujaan hatinya. Kal dengan setia mendengar semua curahan hati dan menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan oleh Ajun perihal keadaan Adri. sebagai teman dari kedua pihak, Kal tahu seberapa gigih usaha Ajun dan seberapa besar kesetiaannya pada Adri.

seperti saat itu, sebelum Adri dan Kal bertugas mengudara, Ajun rela-relanya mendatangi asrama awak pesawat dengan kedok nganterin obat titipan Kal. padahal sesungguhnya, Ajun pengen curhat dan melakukan attendance and emotional rain-check melalui update yang diberikan oleh Kal.

'Jun, udah hampir 7 tahun lo nggak capek?' tanya Kal sambil menyesap iced americanonya.

'Yah, gimana dong, Kal. Gue maunya cuma sama dia,' Ajun menghela nafasnya.

'Gue nggak tega sama lo, Jun. masalahnya Ian terlalu dingin sama lo. selalu galak dan nggak bisa dideketin gitu,' Kal terhenti sambil menatap temannya itu. 'Dia masih belum siap buka hati. masih terlalu sakit dan dendam sama Chandra.'

'Ya gimana, Chandra emang jahat ke dia. Lo tau kan, dia seneng banget waktu Chandra tiba-tiba nembak dia. Terus waktu dia ngegep si Chandra selingkuh sama Felix, pasti dunia dia seruntuh itu,' ungkap pemuda jangkung itu. 'Gue mau nunggu, selama apapun itu, sampe tembok itu runtuh, gue akan setia di sini. Gue minta tolong lo jagain dia ya.'

'Gue akan selalu jagain Ian. tapi lo juga jaga diri sendiri. jangan sampe lo sakit sendiri karena lu jatoh-bangun ngejar Ian,' ungkap Kal sambil menepuk bahu Ajun.

'Idih apaan sih lo, dangdut banget, jatuh bangun jatuh bangun-an segala,' Ajun terkekeh mendengar omongan Kal.

'Ya lo tau batas lo lah, Jun. Gue berdoa banget semoga si Adri sadar ada yang lebih baik 200% dari si Chandra sialan itu,' Kal menggertakan giginya.

'Istirahat lo, Kal. bentar lagi flight kan. salam buat Ian. lo sama dia sehat2 terus. jangan sampe sakit ya,' Ajun bangkit dari tempat duduknya dan berpamitan.

'Ati-ati juga lo, Jun.'


#AFRAID PART 3


โ€œDark Daysโ€


8 Juli, dua hari menjelang Ulang tahun Kal....

Kal terduduk di sudut ruangannya, menangis tersedu-sedu. Ia ketakutan, nggak jelas apa yang yang jadi alasan dia ketakutan seperti itu. Raut wajahnya dipenuhi horor. Untungnya, kali ini Adrianus sedang menginap di apartemen yang biasanya ditinggali Kal seorang diri.

Suara tangis Kal cukup keras dan terdengar sampai ke dapur, tempat Adrianus sedang menyiapkan menu makan siang untuk kedua bujang tampan itu. Adri, begitu pemuda 173 cm itu kerap disapa, ngeri juga, pasalnya semalam pemuda tersebut baru saja menamatkan serial horor di aplikasi nonton favoritnya. Kayaknya masih kebayang bayang segala kemungkinan kalau dia digangguin sama hantu yang ada di serial itu.

Adri berlari ke kamar Kal untuk berlindung dan betapa kagetnya saat dirinya menemukan Kal sedang menangis sambil duduk di sudut ruangan. Berantakan, saat itu keadaan Kal berantakan. rambutnya awut-awutan, matanya sembab akibat menangis, wajahnya dibasahi air mata yang terus mengalir tanpa henti, tubuhnya meringkuk dan gemetar. wira yang dikenal sangat amat enerjik di lingkaran pertemanannya itu langsung berlutut dan merengkuh Kal.

'Gua disini,' Adri melingkarkan tangannya di pundak Kal. 'Lo nggak sendirian, Kal.'

'I โ€” I am not wanted. Gue nggak pernah diterima sama mereka, Dri. gue mau ketemu mum aja,' Kal menangis tersedu-sedu dalam rengkuhan Adri.

'Kal, ada gua, Sena, Vian, Kael, Bang Evan, Kak Harris, Kak Kevin, semua sayang sama lo. Kita semua nerima lo apa adanya,' air mata Adri mengalir, Ia merasakan sakit yang sama seperti apa yang dirasakan Kal selama ini.

Samar-samar, terdengar suara kode pintu masuk apartemen Kal samar-samar dari celah pintu kamar Kal. Tak lama kemudian derap langkah menghantam lantai parket apartemen Kal bersusulan terdengar semakin mendekat, Evan dan Harris muncul dari balik pintu.

'Kal,' Evan jatuh di tumpuan lututnya. jantungnya berdegup kencang, tubuhnya gemetar. 'Ris, telfon emergency aja. ga ada gunanya kita coba minumin dia obat.' Evan hanya bisa menangis, sekarang. segala syaraf motoriknya seakan berhenti berfungsi.

Harris mengangguk dan menekan nomor gawat darurat rumah sakit setempat untuk mengirimkan tim medis. Panik terlukis di wajahnya. Walau Harris belum lama ini pernah mengalami hal serupa, namun hatinya tak kuat menahan setiap sayatan yang tak nampak tergores di hatinya ketika ia mendengar tangisan Kal.


Sepeninggalan tim medis yang baru saja menangani kondisi Kal, anaknya masih diistirahatkan, alias dibikin tidur supaya dokter bisa kasih dosis obat yang diperlukan. kalau dipikir-pikir, jarak dari serangan waktu itu sampai yang terakhir ini dekat sekali. Berarti, banyak trigger yang membuat kondisi Kal nggak stabil. Sementara Adri menyiapkan makan siang untuknya, Kal, Evan dan Harris.

Evan berinisiatif membuka kunci pada ponsel Kal dengan modal ingatannya. (Kal pernah bilang, kalau ada apa-apa, kalau sampai dia nggak bisa apa-apa lagi, dia percaya cuma sama Evan untuk tau hal-hal yang sifatnya privacy buat Kal). Ia membuka kunci ponsel Kal bukan karena kepo atau tak menghargai privacy Kal. Evan mau mencari alasan yang membuat Kal kambuh.

'Van, kayaknya banyak yang kita nggak tahu tentang Kal,' Harris berujar sambil menunjukkan bekas luka di pergelangan tangan kiri Kal.

'Gue baru tau sekarang kalau dia ngelakuin itu,' Jantung Evan serasa jatuh ke lambung ketika ia mengalihkan pandangannya dari layar benda pipih itu ke tangan kiri Kal yang penuh luka. pemuda 178 cm itu kemudian mengusap wajahnya dengan gusar.

'Kenapa?' tanya Harris sambil menatap sahabatnya itu.

'Ternyata dia baru aja chat Om Reza dan Kelsey. dan respon mereka jahat banget. He was simply asking whether they're healthy and good. tipikal Kal. tapi balasannya terkesan kasar banget, Ris.' Evan menghela nafasnya.

๐‘ฆ๐‘œ๐‘ข ๐‘‘๐‘œ๐‘›'๐‘ก ๐‘‘๐‘’๐‘ ๐‘’๐‘Ÿ๐‘ฃ๐‘’ ๐‘ก๐‘œ ๐‘๐‘’ ๐˜ฉ๐‘’๐‘Ÿ๐‘’. ๐‘‘๐‘œ๐‘›'๐‘ก ๐‘Ž๐‘๐‘ก ๐‘™๐‘–๐‘˜๐‘’ ๐‘ฆ๐‘œ๐‘ข'๐‘Ÿ๐‘’ ๐‘š๐‘ฆ ๐‘๐‘Ÿ๐‘œ๐‘ก๐˜ฉ๐‘’๐‘Ÿ โ€“ Kelsey

๐‘๐‘”๐‘”๐‘Ž๐‘˜ ๐‘ข๐‘ ๐‘Žโ„Ž โ„Ž๐‘ข๐‘๐‘ข๐‘›๐‘”๐‘– ๐‘๐‘Ž๐‘๐‘Ž ๐‘™๐‘Ž๐‘”๐‘–. ๐‘ข๐‘Ÿ๐‘ข๐‘  ๐‘‘๐‘–๐‘Ÿ๐‘–๐‘š๐‘ข ๐‘ ๐‘’๐‘›๐‘‘๐‘–๐‘Ÿ๐‘–. โ€“ Papa

begitu balasan yang diberikan pada pesan manis yang Kal kirimkan melalu aplikasi imessage.

๐–ฏ๐–บ๐—‰๐–บ, ๐—„๐–บ๐—„ ๐–ช๐–พ๐—…๐—…๐—’. ๐–จ๐—'๐—Œ ๐–ข๐–บ๐—…๐–พ๐–ป. ๐—๐—ˆ๐— ๐—๐–บ๐—๐–พ ๐—’๐—ˆ๐—Ž ๐–ป๐–พ๐–พ๐—‡? ๐–ข๐–บ๐—…๐–พ๐–ป ๐–ผ๐—Ž๐—†๐–บ ๐—†๐–บ๐—Ž ๐–ป๐—‚๐—…๐–บ๐—‡๐—€, ๐–ข๐–บ๐—…๐–พ๐–ป ๐—๐–บ๐—‹๐–บ๐—‰ ๐—‰๐–บ๐—‰๐–บ ๐–ฝ๐–บ๐—‡ ๐–ช๐–บ๐—„ ๐–ช๐–พ๐—…๐—…๐—’ ๐–ป๐—‚๐—Œ๐–บ ๐–ฝ๐–บ๐—๐–บ๐—‡๐—€, ๐–บ๐—๐–บ๐—Ž ๐—†๐—‚๐—‡๐—‚๐—†๐–บ๐—… ๐—๐—‚๐–ฝ๐–พ๐—ˆ๐–ผ๐–บ๐—…๐—… ๐—Œ๐–บ๐–บ๐— ๐—Ž๐—…๐—๐–บ๐— ๐–ข๐–บ๐—…๐–พ๐–ป ๐—‡๐–บ๐—‡๐—๐—‚. ๐–จ ๐—†๐—‚๐—Œ๐—Œ๐–พ๐–ฝ ๐—’๐—ˆ๐—Ž ๐—€๐—Ž๐—’๐—Œ โ€“ Caleb

Harris mengambil ponsel Caleb dari tangan Evan yang sudah mulai emosi sebelum wira Batak-Tionghoa itu melempar benda pipih yang bukan kepunyaannya itu. Semenjak Kelsey dan Papa mendapati fakta bahwa Caleb come-out sebagai penyuka sesama jenis, mereka mati-matian membenci dan menganggap Kal mempermalukan nama keluarga mereka.


#AFRAID


โ€œ๐‘‡๐˜ฉ๐‘’ ๐‘…๐‘–๐‘”๐˜ฉ๐‘ก ๐‘†๐‘–๐‘ง๐‘’ ๐‘‡๐‘œ ๐ป๐‘ข๐‘”โ€


Selepas membaca cuitan Kal di aplikasi burung biru, yang terbersit di pikiran Evan hanya segala kemungkinan terburuk. Sudah puluhan kali Evan berusaha menghubungi Kal melalui aplikasi berkirim pesan maupun facetime, namun tetap saja hasilnya nihil. nggak ada jawaban dari Kal. Pada akhirnya, Evan meminta bala bantuan, alias Harris untuk memeriksa keadaan Kal. Yang mana, pada akhirnya Harris menemukan Kal dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.

Karena panik melihat keadaan Kal, Harris akhirnya memanggil tenaga medis darurat untuk menangani keadaan Kal saat itu. Setelah injeksi infus dan obat penenang, pemuda berambut coklat keunguan itu terus memanggil Mum dan Kak Kelly dalam tidurnya. Karena khawatir dengan keadaan Kal, pemuda yang kala itu tengah berada dalam balutan piyama garis-garis dan kacamata berbingkai bening itu akhirnya memutuskan untuk menjaga Kal di kamar pemuda itu.

'Kal, please get better. I can't see you cry like this,' bisik Harris sambil membelai helai rambut Kal dan menyeka keningnya yang penuh bintik-bintik peluh.

'Mum,' gumam Kal dalam tidurnya. Ia nampak begitu gelisah dan kerutan di keningnya menyiratkan ketakutan.

'Kal, gue disini. gue di samping lo. lo ga sendiri,' Harris mengusap kening Kal. Pemuda 172 cm itu kemudian berpindah ke ranjang tempat Kal berbaring. Ia berbaring di samping Kal dan merengkuh tubuh Kal dalam pelukan hangatnya. 'I didn't know you've been through this hardships alone. I'm sorry, Kal.' bisiknya.


Keesokan paginya, Kal terbangun dari tidurnya dengan infus tersangkut di tangan kirinya sementara, di sebelah kanannya, ada sosok pemuda berpotongan rambut crew-cut yang nampak nyaman sekali memeluk tubuhnya. Kal tersenyum, lesung pipit manis terlukis di pipinya. Dengan hati-hati, dilepasnya jarum infus yang menempel di tangannya dan ditutupnya bekas jarum itu dengan perban baru. Kemudian, dibalasnya pelukan hangat dari Harris yang sedikit lebih mungil darinya.

'Kak, makasih banget lo mau meluk gue kayak sekarang,' bisiknya sambil memejamkan matanya.

'Good morning, Kal,' Harris tersenyum sambil membelai rambut Kal. 'Udah baikan belum?'

'Much better, thanks ya,' Kal memamerkan deretan gigi putih dan sepasang lesung pipit.

'Gua mau jalan entar, mau ikut?' tanya Harris lagi sambil menyeduh kopi instan dari mini bar.

'If you don't mind, of course,' Kal mengangguk.

'Tapi kalo ada apa-apa ngomong. jangan bikin semua orang panik kayak kemarin, ya,' kekeh Harris. 'Cuci muka, gih. kita breakfast dulu,' Harris menyesap coffee latte di tangannya untuk memastikan rasanya sudah pas. Eh, tunggu. Harris ga suka kopi, ngapain juga dia buat kopi?

ternyata, pemuda itu menyerahkan cangkir yang masih hangat itu pada lawan bicaranya. Ia tahu, penyuka mint-chocochips ini juga menggilai kopi untuk memulai harinya.

'Kak, makasih banget,' Kal tersenyum.


[saved: June 30, 2021]

#AFRAID PART 1


โ€œAbout Mum and Kal's Conditionโ€


pasti kalian bertanya-tanya tentang siapa wanita dengan Alias โ€œMUMโ€ yang jadi pembicaraan Evan dan Kal di chapter sebelumnya. Kalian juga bertanya-tanya tentang kondisi kesehatan Kal yang mengharuskan cowok berdarah Chinese-Surabaya-Australia itu mengkonsumsi obat secara rutin. Yang sering mendengar tentang Mum dan kondisi kesehatan Kal hanya Adri dan Evan, dua orang yang bener-bener mendapat kepercayaan dari Kal.

Kal yang dari luar nampak ceria dan kuat, Kal yang dari luar selalu mendengarkan cerita teman-temannya dengan seksama dan memberikan solusi yang dewasa, Kal yang selalu jadi sandaran buat Adri, Vian, Sena dan Kael, ternyata nggak sekuat yang kalian lihat di luar. Kata Adri, orang dengan senyum paling manis pernah melewati badai besar dan menakutkan dalam hidupnya. Hal itu mengacu pada Kal.

Mum, ibunda dari Kal, adalah orang asli Sydney. Mum tinggal di indonesia sama Papa setelah menikah dan melahirkan Kal dan kakak perempuan Kal, Kelsey atau yang sering disapa Kelly. dimana Kelly sekarang? Kelly bekerja sebagai salah satu model dan sport influencer ternama yang kelasnya sudah sampai ke panggung internasional. Oke, kembali ke Mum.

Mum-lah yang selama ini mendukung Kal untuk menjadi awak pesawat alias crew on deck. 4 tahun yang lalu, Mum didiagnosa mengidap kanker paru-paru dan akhirnya harus berpulang ke Surga setelah 3 tahun berjuang melawan sel-sel jahat itu. Mum meninggal waktu lagi berobat di Sydney. Saat itu, Mental Kal terguncang parah. dia jadi nggak fokus di pendidikan pramugara nya. Akhirnya, selama setahun penuh, Kal cuti. Saat itu yang beneran selalu ngecek keadaan Kal cuma Evan dan Adri.

Kenapa Evan? Evan tuh anaknya temen kolega Papa yang saat itu memperoleh bantuan dana dari Papa Kal untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah penerbangan dan mengejar mimpinya untuk menjadi Pilot seperti sekarang. Saat itu belum ada kata Sayang atau crush diantara Kal dan Evan. tapi siapa yang menyangka perasaan ingin menjaga dan selalu berada di dekat Kal membuat pemuda Batak-Tionghoa itu jatuh hati pada Kal.


Mengenai kondisi kesehatan Kal, sejak usia 7 atau 8 tahun, Kal didiagnosa dengan kecenderungan ADHD dan Serangan Panik. Ini mengharuskan si tampan berlesung pipit itu untuk menjalani terapi psikiatri di rumah sakit dan mengkonsumsi obat rutin dibawah pengawasan dan peresepan dokter. Karena Kal sering lupaan, dulu alarmnya buat minum obat adalah teriakan Mum atau post it di dalam kotak makan yang disiapkan mum. Setelah kepergian Mum, Evan dan Adri lah yang selalu setia mengingatkan Kal.

Pernah suatu kali, Gangguan panik menyerang dan Kal lupa minum obat. di situ hanya ada Evan yang juga ikut-ikutan panik karena dia nggak tega melihat Kal yang menangis dan gemetar hebat saat itu. Saat itu, yang terbersit di pikiran Evan hanya bagaimana menghentikan serangan panik itu. Kata google, cara paling ampuh adalah dengan membuat sang penderita menahan nafasnya.

Dan satu-satunya cara yang terpikir saat itu hanya dengan menempelkan bibir merah jambunya pada pemilik lesung pipit yang masih gemetar itu. Evan, dengan segala keberaniannya saat itu dengan nekat memotong jarak di antara dirinya dan Kal dan menempelkan kedua labia merah jambu miliknya pada bibir kemerahan Kal yang gemetar itu.

Sejak saat itu, ada rasa yang tumbuh dalam benak Evan terhadap Kal yang sampai saat ini masih belum peka dan menempatkan hubungan mereka pada zona kakak-adik.


saved: June 29, 2021