#AFRAID PART 3


β€œDark Days”


8 Juli, dua hari menjelang Ulang tahun Kal....

Kal terduduk di sudut ruangannya, menangis tersedu-sedu. Ia ketakutan, nggak jelas apa yang yang jadi alasan dia ketakutan seperti itu. Raut wajahnya dipenuhi horor. Untungnya, kali ini Adrianus sedang menginap di apartemen yang biasanya ditinggali Kal seorang diri.

Suara tangis Kal cukup keras dan terdengar sampai ke dapur, tempat Adrianus sedang menyiapkan menu makan siang untuk kedua bujang tampan itu. Adri, begitu pemuda 173 cm itu kerap disapa, ngeri juga, pasalnya semalam pemuda tersebut baru saja menamatkan serial horor di aplikasi nonton favoritnya. Kayaknya masih kebayang bayang segala kemungkinan kalau dia digangguin sama hantu yang ada di serial itu.

Adri berlari ke kamar Kal untuk berlindung dan betapa kagetnya saat dirinya menemukan Kal sedang menangis sambil duduk di sudut ruangan. Berantakan, saat itu keadaan Kal berantakan. rambutnya awut-awutan, matanya sembab akibat menangis, wajahnya dibasahi air mata yang terus mengalir tanpa henti, tubuhnya meringkuk dan gemetar. wira yang dikenal sangat amat enerjik di lingkaran pertemanannya itu langsung berlutut dan merengkuh Kal.

'Gua disini,' Adri melingkarkan tangannya di pundak Kal. 'Lo nggak sendirian, Kal.'

'I β€” I am not wanted. Gue nggak pernah diterima sama mereka, Dri. gue mau ketemu mum aja,' Kal menangis tersedu-sedu dalam rengkuhan Adri.

'Kal, ada gua, Sena, Vian, Kael, Bang Evan, Kak Harris, Kak Kevin, semua sayang sama lo. Kita semua nerima lo apa adanya,' air mata Adri mengalir, Ia merasakan sakit yang sama seperti apa yang dirasakan Kal selama ini.

Samar-samar, terdengar suara kode pintu masuk apartemen Kal samar-samar dari celah pintu kamar Kal. Tak lama kemudian derap langkah menghantam lantai parket apartemen Kal bersusulan terdengar semakin mendekat, Evan dan Harris muncul dari balik pintu.

'Kal,' Evan jatuh di tumpuan lututnya. jantungnya berdegup kencang, tubuhnya gemetar. 'Ris, telfon emergency aja. ga ada gunanya kita coba minumin dia obat.' Evan hanya bisa menangis, sekarang. segala syaraf motoriknya seakan berhenti berfungsi.

Harris mengangguk dan menekan nomor gawat darurat rumah sakit setempat untuk mengirimkan tim medis. Panik terlukis di wajahnya. Walau Harris belum lama ini pernah mengalami hal serupa, namun hatinya tak kuat menahan setiap sayatan yang tak nampak tergores di hatinya ketika ia mendengar tangisan Kal.


Sepeninggalan tim medis yang baru saja menangani kondisi Kal, anaknya masih diistirahatkan, alias dibikin tidur supaya dokter bisa kasih dosis obat yang diperlukan. kalau dipikir-pikir, jarak dari serangan waktu itu sampai yang terakhir ini dekat sekali. Berarti, banyak trigger yang membuat kondisi Kal nggak stabil. Sementara Adri menyiapkan makan siang untuknya, Kal, Evan dan Harris.

Evan berinisiatif membuka kunci pada ponsel Kal dengan modal ingatannya. (Kal pernah bilang, kalau ada apa-apa, kalau sampai dia nggak bisa apa-apa lagi, dia percaya cuma sama Evan untuk tau hal-hal yang sifatnya privacy buat Kal). Ia membuka kunci ponsel Kal bukan karena kepo atau tak menghargai privacy Kal. Evan mau mencari alasan yang membuat Kal kambuh.

'Van, kayaknya banyak yang kita nggak tahu tentang Kal,' Harris berujar sambil menunjukkan bekas luka di pergelangan tangan kiri Kal.

'Gue baru tau sekarang kalau dia ngelakuin itu,' Jantung Evan serasa jatuh ke lambung ketika ia mengalihkan pandangannya dari layar benda pipih itu ke tangan kiri Kal yang penuh luka. pemuda 178 cm itu kemudian mengusap wajahnya dengan gusar.

'Kenapa?' tanya Harris sambil menatap sahabatnya itu.

'Ternyata dia baru aja chat Om Reza dan Kelsey. dan respon mereka jahat banget. He was simply asking whether they're healthy and good. tipikal Kal. tapi balasannya terkesan kasar banget, Ris.' Evan menghela nafasnya.

π‘¦π‘œπ‘’ π‘‘π‘œπ‘›'𝑑 π‘‘π‘’π‘ π‘’π‘Ÿπ‘£π‘’ π‘‘π‘œ 𝑏𝑒 π˜©π‘’π‘Ÿπ‘’. π‘‘π‘œπ‘›'𝑑 π‘Žπ‘π‘‘ π‘™π‘–π‘˜π‘’ π‘¦π‘œπ‘’'π‘Ÿπ‘’ π‘šπ‘¦ π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π˜©π‘’π‘Ÿ – Kelsey

π‘π‘”π‘”π‘Žπ‘˜ π‘’π‘ π‘Žβ„Ž β„Žπ‘’π‘π‘’π‘›π‘”π‘– π‘π‘Žπ‘π‘Ž π‘™π‘Žπ‘”π‘–. π‘’π‘Ÿπ‘’π‘  π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘’ π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘–. – Papa

begitu balasan yang diberikan pada pesan manis yang Kal kirimkan melalu aplikasi imessage.

𝖯𝖺𝗉𝖺, 𝗄𝖺𝗄 π–ͺ𝖾𝗅𝗅𝗒. 𝖨𝗍'π—Œ 𝖒𝖺𝗅𝖾𝖻. π—π—ˆπ— 𝗁𝖺𝗏𝖾 π—’π—ˆπ—Ž 𝖻𝖾𝖾𝗇? 𝖒𝖺𝗅𝖾𝖻 π–Όπ—Žπ—†π–Ί π—†π–Ίπ—Ž 𝖻𝗂𝗅𝖺𝗇𝗀, 𝖒𝖺𝗅𝖾𝖻 𝗁𝖺𝗋𝖺𝗉 𝗉𝖺𝗉𝖺 𝖽𝖺𝗇 π–ͺ𝖺𝗄 π–ͺ𝖾𝗅𝗅𝗒 π–»π—‚π—Œπ–Ί 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀, π–Ίπ—π–Ίπ—Ž 𝗆𝗂𝗇𝗂𝗆𝖺𝗅 π—π—‚π–½π–Ύπ—ˆπ–Όπ–Ίπ—…π—… π—Œπ–Ίπ–Ίπ— π—Žπ—…π—π–Ίπ— 𝖒𝖺𝗅𝖾𝖻 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂. 𝖨 π—†π—‚π—Œπ—Œπ–Ύπ–½ π—’π—ˆπ—Ž π—€π—Žπ—’π—Œ – Caleb

Harris mengambil ponsel Caleb dari tangan Evan yang sudah mulai emosi sebelum wira Batak-Tionghoa itu melempar benda pipih yang bukan kepunyaannya itu. Semenjak Kelsey dan Papa mendapati fakta bahwa Caleb come-out sebagai penyuka sesama jenis, mereka mati-matian membenci dan menganggap Kal mempermalukan nama keluarga mereka.