#π‘Ίπ’‚π’šπ‘΄π’šπ‘΅π’‚π’Žπ’†


π‘Ήπ’†π’Žπ’†π’Žπ’ƒπ’†π’“ 𝑴𝒆


[#NP: Remember Me- Ost Coco]


[ceritanya agak mundur dari ss chat dan twt yang sebelumnya. alurnya balik ke waktu Sean dateng ke rumah Tania]

Terhitung sejak kejadian menenangkan Tania barusan, Sean tidak beranjak sedikitpun meninggalkan kekasih hatinya itu. Ia duduk di samping ranjang tempat Tania terbaring. Tangannya menggenggam tangan kecil Tania. Kalau Tania tiba-tiba ngelindur atau nangis, Sean dengan sigap mengecup lembut punggung tangan dan kening Tania sambil membisikkan kalimat ajaib, β€œAda aku di sini. Kamu jangan takut,” dengan bisikan itu, Sean selalu berhasil menghentinkan tangis Tania.

Tak lama kemudian, efek obat penenang yang diberikan Kiano saat serangan sakit kepala Tania terjadi siang tadi berangsur memudar. Puteri yang tadinya tertidur itu perlahan membuka matanya dan menemukan sosok yang bukan sepupunya, bukan juga kedua saudara laki-lakinya, namun tak asing karena pemuda ini kerap kali muncul di dalam ingatannya. Kalau kemarin, ingatan tentang si tampan ini hanya muncul samar-samar, hari ini, saat ini, sang adam berada di hadapan Tania. ketiduran, kayaknya. tania memainkan rambut pemuda itu.

'Sean,' panggil Tania, suaranya masih agak parau.

'Eh, Tania udah bangun?' Sean auto terkesiap waktu denger suara kekasihnya memanggil namanya.

'Maaf ya,' Tania menatap kekasihnya sambil membelai rambut sang adam.

'Untuk apa?' tanya Sean sambil membenarkan posisi duduknya dan menatap sang gadis.

'Habis akunya terlambat inget kamu,' Tania merajuk, mengeluarkan jurus bibir manyunnya yang menggemaskan itu.

'Sekarang udah inget?' tanya Sean, masih menatap pacarnya lekat-lekat. mana ada yang tahan dengan ekspresi imut nan menggemaskan milik Tania barusan.

'Sedikit sih. puzzlenya mulai kesusun lagi,' Tania menunjuk susunan puzzle di mejanya. bukan puzzle sungguhan sih. lebih kayak potongan foto-foto yang sengaja dicetak sama Kiano buat membantu Tania ingat sama memori yang sempat hilang.

'Jangan maksain diri dong, Sayang. Kalo emang hilang, mau bikin yang baru nggak sama aku?' tanya Sean sambil duduk di pinggir ranjang Tania dan merentangkan tangannya.

Tania mengangguk dan bergerak maju sedikit untuk masuk ke dalam dekapan hangat Sean. suara detak jantung Sean berhasil membuat hatinya tenang. itu yang dia butuhkan, peluk dan detak jantung separuh hidupnya.


'Makasih ya, udah inget aku,' Sean membelai rambut kekasihnya.

'Makasihnya buat kamu tau, kan kamu yang doain aku terus,' Tania tersenyum dan menatap wajah Sean yang kini menampilkan semburat merah jambu.

'Bentar lagi jam 6, waktunya minum obat, aku masak dulu di bawah deh. nanti aku jemput kamu ke sini, kita makan bareng. entar malem, aku minta izin Mas Yoan buat temenin kamu di sini ya,' Sean mengecup kening Tania lembut dan berdiri.

Tania dengan sigap menangkap tangan besar pemuda itu dan menautkan jemarinya dengan jemari besar Sean.

'Kenapa, tuan putri?' tanya Sean.

'Mau kiss,' Tania nyengir lagi.

'Idih,' Sean pura-pura mengeluarkan ekspresi julidnya, tapi akhirnya ia merundukkan tubuh tingginya itu dan mengecup kening Tania. 'Ah, iya bentar,' Sean kemudian mengecup bibir Tania lembut, sementara wajah sang dara memerah karena kaget Sean mengecup bibirnya tanpa aba-aba. Jantungnya berdegup kencang.

'Nggak sehat emang pacaran sama kamu,' Tania memegang dadanya dan merasakan seakan-akan jantungnya akan melompat keluar dari tulang rusuknya.