'๐๐ก๐๐ ๐๐๐ฅ๐' โ ๐ฎ๐ฌ/๐ญ๐ฌ/๐ฎ๐ฏ
๐ก๐ฎ๐๐ณ๐ฎ๐น ๐ฅ๐ถ๐ณ๐ธ๐ ๐๐ถ๐ฎ๐ป๐ฑ๐ฟ๐ฎ ๐ฑ๐ถ๐ฎ๐บ๐ฏ๐ถ๐น ๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐ป๐ฎ๐บ๐ฎ ๐น๐ผ๐ธ๐ฎ๐น๐ฎ๐ป ๐๐ต๐ผ๐ถ ๐๐ต๐ฎ๐ป๐ต๐ฒ๐ฒ ๐ฑ๐ถ [https://twitter.com/lokaIantheboyz/status/1294843237224476672/photo/1]
๐๐๐๐ฎ๐ฟ๐ฎ ๐ ๐ฒ๐น๐ผ๐ฑ๐ถ ๐ฆ๐๐บ๐ฎ๐ป๐๐๐ผ ๐ฑ๐ถ๐ฝ๐ฒ๐ฟ๐ฎ๐ป๐ธ๐ฎ๐ป ๐ผ๐น๐ฒ๐ต ๐๐ถ๐บ ๐ฆ๐ผ๐ต๐๐ฒ ๐๐ด๐ฎ๐๐๐ฎ ๐๐ต๐ฟ๐ถ๐๐๐ผ๐ฝ๐ต๐ฒ๐ฟ ๐ฆ๐๐บ๐ฎ๐ป๐๐๐ผ ๐ฑ๐ถ๐ฝ๐ฒ๐ฟ๐ฎ๐ป๐ธ๐ฎ๐ป ๐ผ๐น๐ฒ๐ต ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐๐ต๐ฎ๐ป ๐ฆ๐๐ฟ๐ฎ๐ ๐๐ถ๐ฑ๐
โ๐๐ฌ๐ถ ๐ด๐ฆ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ถ๐ฌ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ญ๐ช๐ด, ๐ต๐ข๐ฑ๐ช ๐ต๐ข๐ฌ ๐ฃ๐ข๐ฏ๐บ๐ข๐ฌ ๐ฃ๐ช๐ค๐ข๐ณ๐ข. ๐๐ฆ๐ฏ๐ค๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ด๐ช๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ, ๐ฏ๐ข๐ฎ๐ถ๐ฏ ๐ฎ๐ข๐ต๐ช ๐ต๐ข๐ฏ๐ฑ๐ข ๐ฎ๐ถ๐ด๐ช๐ฌโโ ๐๐บ๐บ๐ข๐ณ๐ข ๐๐ฆ๐ญ๐ฐ๐ฅ๐ช ๐๐ถ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ต๐บ๐ฐ
๐ท๐๐๐๐ ๐ฉ๐๐๐ข๐ ๐ด๐ฆ๐ฆ๐๐๐, ๐๐ข๐๐ ๐๐๐ ๐๐ข๐ ๐๐๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐ข๐๐ก ๐๐๐ ๐๐ข๐๐ ๐๐ข๐๐ข๐ก ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ก๐๐๐, ๐ด๐๐๐ ๐ก๐ ๐ถ๐ฉ๐๐๐ ๐ก๐๐๐ฉ๐๐ ๐๐ข๐๐๐๐ก๐ฆ๐, ๐๐๐๐๐ ๐ ๐ข๐๐ข๐๐๐๐ฆ๐, ๐๐๐ ๐๐๐ข๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐ฆ ๐พ๐๐๐๐๐๐, ๐ ๐๐ฉ๐๐๐๐ก๐๐ฆ๐ ๐๐๐๐ ๐๐พ.
Aya, begitu gadis manis ini akrab disapa, jarang sekali mengekspresikan perasaannya pada orang lain. Aya jarang bicara, nggak ada yang tau perasaan yang dirasakan Aya, kecuali Naufal dan Chris, kakak laki-laki Aya. Chris sekarang sudah nggak tinggal di Indonesia. Semenjak orang tua Aya dan Chris bercerai, 6 tahun yang lalu, Aya tinggal sama papa, sememntara Chris ikut mama ke Australia dan tinggal di sana bersama suami baru mama. Pasca perceraian kedua orangtuanya, Aya jadi semakin tertutup dan pendiam. di masa-masa terberat itulah peran Naufal sebagai pilar yang membuat Aya bertahan hidup begitu terlihat.
setelah kedua orang tuanya bercerai, Aya kerap kali dititipkan di rumah Naufal lantaran papa harus pulang malam dan rumah mereka nggak ada pembantu. Kedua orang tua Naufal pun jadi akrab juga dengan Aya. Mereka udah nganggep Aya seperti anak mereka sendiri. Tak jarang Aya berakhir nginep dirumah Naufal karena papa lupa jemput atau emang kerja sampai subuh. Di rumah Naufal ada piano. Piano itulah yang jadi buku harian Aya. Kalau dia nggak mau memberatkan Naufal dengan apa yang ada dalam pikirannya, Aya akan duduk di piano, memainkan lagu-lagu yang dikarangnya sebagai salah satu cara dirinya mencurahkan isi hatinya.
Meskipun saat ini Aya dan Naufal merantau, Aya dan Naufal tidak terpisahkan. contohnya, sore ini. seusai kelas, Naufal bergegas menjemput Aya di gedung FIB untuk menunggu Aya selesai kelas. Aya yang sudah mengenali sosok sahabatnya itu segera berlari menghampiri Naufal.
'Nih, tadi siang sempet balik ke kosan bikin sandwich. lu pasti belom makan kan?' Naufal menyerahkan kantung ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ yang berisi sandwich telur buatannya pada sang gadis berambut sebahu di hadapannya.
'Makasih,' jawab Aya sembari menerima kantung itu dan membuka isinya. 'Finally,' tukasnya sembari menggigit sandwich itu dengan senyum merekah di wajahnya.
'Pasti tadi lupa makan lagi? emang tugas lu sebanyak itu, Ay?โ tanya Naufal sembari berjalan beriringan dengan sahabatnya itu.
'Nggak sih. Tadi gue lupa makan soalnya ada rapat,' jawab Aya sambil mengunyah makanannya. 'sandwichnya enak, fal.'
Naufal tersenyum. 'Ya enak lah siapa dulu yang bikin,' ujarnya sembari membusungkan dadanya.
'Nggak jadi enak kalo gitu,' Aya terkekeh pelan.
'Ah lu mah!' Naufal pura2 ngambek.
'Jelek banget sih kalo ngambek,' Aya menghabiskan sandwichnya sembari mencubit pipi Naufal. gemas akan tingkah sahabatnya yang suka pura-pura ngambek.
Mereka berjalan melewati selasar FIB dan tiba-tiba Aya menghentikan langkahnya dan menarik lengan Naufal supaya cowok itu berhanti. 'Fal, lewat jalan lain bisa ga? gue nggak mau ngelewatin atau papasan sama orang itu,' lirih Aya.
'Kenapa?' Naufal menatap Aya bingung.
'Itu Arrayan anak Sastra Jepang tingkat 2. Gue ga mau ketemu dia, takut,' Wajah Aya memucat. Tanpa Aba-aba, Naufal segera memutar arah mereka berjalan kembali ke lobby dan mencari jalan keluar lewat pintu belakang gedung FIB.
Kenapa Aya takut sama Arrayan? Arrayan ini ga suka sama Aya yang pendiam banget, cenderung nggak pernah bersuara saat kerja kelompok. Dan kerap kali, Arrayan menggoda atau mengganggu Aya. Aya nggak nyaman, tapi nggak pernah bisa mengungkapkan semua itu.
'Ada apa antara lo sama dia, Aya?' tanya Naufal bingung. Aya hanya menggelengkan kepalanya singkat.
'Bukan hal besar, Fal,' jawab Aya sembari membuang muka dan pura-pura menyisir sisi seberang komplek kampus mereka, tempat biasa mereka berdua nongkrong.
'Kalo bukan hal besar, lo ga bakal senggak nyaman tadi, Gue nggak baru ngenal lo, Ayyara,' timpal Naufal sembari menghentikan langkahnya dan menahan langkah Aya dengan menarik tangan sang dara pelan.
'It's okay, Fal.' Kilah Aya. Naufal tau Aya berbohong. Aya nggak terlalu terbuka soal kehidupan kampusnya.
Dia nggak mau Naufal menjadikan event in untuk overthinking dan memusatkan pikirannya untuk jadi ksatria buat dirinya yang lemah ini. ๐ฌ๐ข๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ, ๐๐บ๐บ๐ข๐ณ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ด๐ข ๐ช๐ข ๐ฃ๐ถ๐ต๐ถ๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฌ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฃ๐ฐ๐ฉ๐ฐ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ถ๐ต๐ช๐ฉ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฉ๐ข๐ฑ๐ถ๐ด ๐ฌ๐ฆ๐ฌ๐ฉ๐ข๐ธ๐ข๐ต๐ช๐ณ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ฅ๐ถ๐ข ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ช๐ฌ ๐ค๐ฐ๐ฌ๐ญ๐ข๐ต ๐ฎ๐ช๐ญ๐ช๐ฌ ๐๐ข๐ถ๐ง๐ข๐ญ. Kalau dia masih kuat, dia akan menahan dirinya buat cerita ke Naufal.
'๐๐๐๐๐๐ฃ ๐๐ช๐, ๐๐ช๐ ๐ฉ๐๐ง๐ก๐๐ก๐ช ๐จ๐๐ฎ๐๐ฃ๐ ๐จ๐๐ข๐ ๐ก๐ช, ๐๐๐ก. ๐๐ช๐ ๐ฃ๐๐๐๐ ๐ข๐๐ช ๐ก๐ช ๐ฉ๐๐ง๐ช๐จ ๐ข๐๐ข๐ช๐จ๐๐ฉ๐ ๐๐ฃ ๐ฅ๐๐ ๐๐ง๐๐ฃ ๐ก๐ค ๐จ๐๐ข๐ ๐ฅ๐ง๐ค๐๐ก๐๐ข ๐๐ช๐ ๐ฎ๐๐ฃ๐ ๐จ๐๐ฃ๐๐๐ฉ ๐ช๐ฃ๐ฃ๐๐๐๐จ๐จ๐๐ง๐ฎ ๐๐ฃ๐,' Aya berucap dalam hatinya sembari menggenggam tangan Naufal sedikit lebih erat. dan menatap kedua tangan itu lekat-lekat.
'Fal, gue mau ke toko musik dong,' pinta Aya. Ini terapi Aya kalau lagi punya banyak pikiran. dia akan tes pencet-pencet piano di toko musik. Permintaan ini langsung disambut anggukan singkat dari pemilik nama Naufal Rifky Kiandra. Biasanya, seperti nama tengahnya, Aya lebih mudah mengungkapkan kegundahannya lewat melodi dan dentingan piano.
Jadilah mereka berdua memasuki sebuah toko alat musik dan duduk di hadapan sebuah grand piano putih berpelitur mengkilap. ๐บ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐, begitu tulisan emas yang terukir di penutup piano itu. Piano mahal yang tak bisa dimiliki oleh anak rantau seperti kedua muda-mudi yang tengah duduk di depan piano itu. dalam hitung detik, tangan Aya sudah menari di atas tuts piano mahal itu. dan melodi sedih nan indah terdengar dari dawai piano itu. Bukan lagu klasik yang biasa diajarkan di sekolah atau kursus musik. Bukan pula lagu pop yang biasa didengar di radio. Ini lagu karangan Aya. lagu yang berisi seluruh curhat yang tak pernah keluar dari mulutnya.
Saking asiknya Aya memainkan lagu karangannya, kedua sekawan ini nggak sadar kalau dari tadi orang berdatangan masuk ke toko piano itu untuk mendengarkan permainan piano Aya.
'Ay, banyak yang denger suara hati lo,' Naufal tersenyum sembari membelai rambut sahabatnya. 'Lo selalu bisa curhat sama gue atau cerita lewat musik. make yourself heard, Melodi.' bisik Naufal.