𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏: 𝐐𝐮𝐚𝐭𝐞𝐫𝐯𝐨𝐢𝐬 . Persimpangan Jalan, Pertemuan, Perubahan by: Jace


Setahun berlalu dari kali terakhir Laksana muncul di ruang latihan UKM Dance. Laksana, Laksana yang dulu paling semangat lari ke ruang dance setelah jadwal perkuliahan selesai. Laksana yang dulu selalu tinggal di ruang latihan saat semua udah pulang. Laksana yang dulu terlihat begitu nyaman berada di atas panggung, dibawah kemilau cahaya lampu sorot. Sayangnya, Laksana, pemuda tampan 183 cm itu tak lagi bisa berdiri diatas panggung. cidera yang dialaminya tiga tahun lalu, yang menyebabkan pemuda yang akrab disapa Aksa ini harus menjalani beberapa kali prosedur operasi untuk memulihkan cideranya.

Dahulu, pemuda ini tergabung di tim dance kampusnya yang berhasil menyabet banyak piala dalam beberapa kejuaraan tari modern tingkat mahasiswa. Dari situlah gadis bernama Nayanika Puspa Ranum ini mengenal sosok Aksa. Sosok yang hanya bisa ditemuinya lewat dunia maya. Gadis berambut panjang yang akrab disapa Naya ini kebalik dari Laksana. Naya nggak suka berada di atas panggung. Naya benci spotlight. Naya suka menulis. gadis manis berdarah campuran Tionghoa-Jawa itu tergabung dalam tim Jurnalistik kampus dan kerap kali mewawancara Tim Dance tempat Laksana bergabung.

Dulu, Naya selalu seneng waktu wawancara 12 cowok tampan yang tergabung dalam Tim tempat Aksa bernaung. Bukan cuma seneng tingkah random dan ceria khas mereka, tapi juga sifat kekanak-kanakan dan periang cowok yang akrab disapa Aksa itu, kebalikan sama perawakannya yang sok cool dan tatapan matanya yang tajam. Sebenarnya The LakiZ masih sama, yang beda, sekarang cuma bersebelas doang kalau ada jadwal interview.

Di satu sisi, Naya seneng karena Aksa aktif banget seliweran di sosmed, khususnya Instagram. Tapi, di sisi lain, Aksa nggak sebahagia apa yang terihat di Instagramnya. kalau menilai dari unggahan foto selama ini, orang pasti menilai hidupnya cukup menyenangkan dan semuanya berjalan cukup lancar selepas hengkangnya Aksa dari The LakiZ. Namun, sesungguhnya nggak begitu. Hal itu baru diketahui Naya saat dirinya tanpa sengaja membuka sesi Instagram Live yang dilakukan oleh Aksa beberapa hari yang lalu.

'𝐺𝑢𝑒 𝑛𝑔𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑒𝑡 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛. 𝑁𝑔𝑔𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎, 𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑒𝑡,' lirih pemuda yang kini mewarnai rambutnya menjadi warna pirang-kemerahan itu. sepanjang video berdurasi 30 menit itu tak jarang Naya menangkap Aksa mengusap wajahnya yang dibasahi airmata. '𝐺𝑢𝑒 𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖 𝑏𝑎𝑙𝑖𝑘 𝑙𝑎𝑔𝑖 𝑘𝑒 𝑝𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑔, 𝑔𝑢𝑒 𝑘𝑎𝑛𝑔𝑒𝑛 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎, 𝑔𝑢𝑒 𝑘𝑎𝑛𝑔𝑒𝑛 𝑛𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑎𝑔𝑖. 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖 𝑔𝑢𝑒 𝑚𝑎𝑢 𝑛𝑦𝑒𝑚𝑏𝑢𝘩𝑖𝑛 𝑖𝑛𝑖 𝑑𝑢𝑙𝑢,' lanjut Aksa sembari bolak-balik mengusap wajah tampannya yang dibasahi air mata.

Di kampus memang Naya jarang bertemu Aksa. Tapi, Aksa berubah banget. Dari Aksa yang terbuka dan menerima semua orang menjadi temannya, jadi Aksa yang pendiam dan menutup semua akses dari segala arah untuk mendekat padanya. Nggak ada yang berani deket-deket sama Aksa lagi kayak dulu. Aksa jadi benci kerumunan, benci keramaian. Aksa berubah.

Hari itu, Naya terburu-buru mau ke ruang jurnalistik untuk rapat dengan pemred majalah kampus. Dia nggak sadar Aksa berjalan berlawanan arah dengannya dan nggak sengaja menabrak pemuda jangkung itu. beruntung saat itu Naya nggak membawa banyak buku. cuma dia sedikit kaget karena si jangkung itu alih-alih membantunya mengambil beberapa perintilan barangnya yang terjatuh malah menatapnya lekat-lekat.

fokus Naya beralih ke kedua manik mata Aksa. manik mata kecoklatan yang dulunya penuh antusiasme dan selalu cerah dan ceria, kini menjadi gelap dan mendung. Setelah usai merapikan bawaannya yang jatuh saat tabrakan tadi, Naya langsung mengangguk pada sosok cowok jangkung yang baru saja ditabraknya dan segera berjalan cepat ke ruang jurnalistik. nggak enak diliatin sama orang yang hanya dikenalnya secara profesional dan posisinya Naya lagi ada ditengah hiruk-pikuk kampus.


Aksa mematung sejenak usai tabrakan dengan Naya tadi. Baginya, wajah Naya sangat amat familiar. Rasanya ia sering bertemu dengan gadis itu, tapi entah dimana. Kalau di manik mata Aksa ada badai yang nggak bisa dijelaskan, di mata gadis itu Aksa menemukan ketenangan. ketenangan yang bisa meredakan seluruh badai yang berkecamuk dalam dirinya. sayangnya, gadis itu nggak lagi berdiri di depan Aksa. Dara cantik itu sudah menjauh dari hadapan wira jangkung yang tengah melepas earphone yang melekat di telinganya.

'AKSA!' kali ini suara Kaliangga Seta Darmawan alias Angga, terdengar samar dari belakang Aksa. Angga ini anak The LakiZ juga, seangkatan sama Aksa dan temen deket Aksa.

'Eh, elo, Ang,' Aksa menoleh. 'Tadi ada cewek nabrak gue. kayaknya familiar sih. barangnya jatoh,' Aksa menunjukkan sebuah map dengan label nama 𝖭𝖺𝗒𝖺𝗇𝗂𝗄𝖺 𝖯𝗎𝗌𝗉𝖺 𝖱𝖺𝗇𝗎𝗆 di bagian kiri bawah.

'punya Nay,' gumam Angga.

'Loh, lo kenal dia?' tanya Aksa.

'Dia anak seangkatan kita, Sa. temen sefakultas sama gua,' Angga mengangguk. 'kok lo tau Nay?' Angga balik bertanya.

'tadi nabrak gua, terus ini barang dia jatuh tapi kayaknya dia buru-buru pergi gitu,' tukas Aksa sembari meneliti map dengan gambar yang jelas sekali bukan gambar hasil produksi massal karena gambarnya nggak biasa.

'Map itu dibikin sama Bang Hansel, waktu kita interview sama dia dua minggu lalu deh, habis menang di acara lomba dance antar kampus,' jelas Angga.

'pantesan. bukan design yang biasa dijual di gram/ed soalnya,' tukas Aksa sembari berdeham. 'Tolong titip balikin ya, Ang,” pintanya.

'Kenapa nggak lo aja yang balikin sih?” Angga mendorong tangan Aksa yang baru saja bergeser hendak minta tolong pada pemuda 177 cm itu untuk membantunya mengembalikan map itu pada Naya.

'Kan lo yang kenal sama dia, Ang,' pinta Aksa lagi. tapi langsung auto digelengin sama Angga.

'Ngga! kan yang nemu elo. balikin ke dia besok di ruang redaksi majalah kampus,' tukas Angga lagi.

Aksa ada di persimpangan jalan. Persimpangan jalan yang bakal merubah hidupnya. hidup yang tadinya tertutup akan dunia sekitar, nggak mau percaya ataupun bergaul sama orang dari luar inner circlenya. kini keadaan memaksanya untuk menemui Naya dan mengembalikan apa yang sedang dicari Naya. Tanpa sadar, dengan mengembalikan benda itu, Badai yang selama ini berkecamuk dalam dirinya akan perlahan mereda.

To Be Continued....