๐ท๐๐๐๐ฆ ๐๐๐๐ ๐ฅ ๐๐. ๐ถ๐๐๐ก๐๐ ๐๐ฟ๐ผ๐บ ๐ ๐ฎ๐ฟ๐ ๐ ๐ ๐ฟ. ๐๐ฒ๐ป๐๐ฒ๐ฟ ๐๐จ ๐ฏ๐ ๐บ๐ฒ๐ฟ๐ฑ๐ฒ๐๐ถ๐ฟ๐ฒ๐ป
๐ฃ๐ฟ๐ฒ๐๐ฒ๐ป๐๐ถ๐ป๐ด: ๐๐ฉ๐ ๐น๐๐๐ก๐ฉ-๐๐๐๐๐ ๐๐๐ก๐ก๐๐
Bagi sebagian orang, Tattoo adalah representasi dari wujud pemberontakan, protes atau bahkan simbol kenakalan. Semua itu tidak berlaku bagi Hongjoong. Pemuda 24 tahun yang merupakan kekasih dari Seonghwa ini menganggap Tattoo yang terlukis di tubuhnya atau tubuh orang lain adalah bagian dari ekspresi berseni. Seonghwa sendiri menyetujui pendapat Hongjoong, tapi kalau disuruh punya satu, Seonghwa memilih untuk bilang โTidakโ. Berbeda dari Hongjoong yang punya ketahanan terhadap rasa sakit yang cukup tinggi, Seonghwa benar-benar sensitif terhadap rasa sakit.
โJoong,โ Seonghwa memanggil kekasihnya sambil duduk di sofa dan menikmati es krim dari tubnya
โYa, kenapa, sayang?โ Hongjoong duduk di samping Seonghwa sambil mencoret-coret canvas di aplikasi desain yang ada di iPadnya.
โSeru amat, ngapain?โ Seonghwa mengubah posisi duduknya supaya lebih mudah mengintip isi perangkat tablet si rambut blueberry di sampingnya. โBikin apa sih?โ tanyanya sambil perlahan mendekat dan ngusel-ngusel ke arah yang lebih muda.
โIni, tadinya gue mau bikin tattoo di kaki, gue lagi gambar designnya,โ Hongjoong menggeser tabletnya itu supaya Seonghwa juga bisa melihat prosesnya menggambar desain tattoo impiannya. Simpel, tapi penuh makna. Sepasang sayap malaikat dan kata 'Faith' sebagai pusat di tengahnya.
โGue boleh liat? Beneran?โ tanya pemuda berambut pink pastel itu sambil menatap kekasihnya bingung.
โLha, kenapa nggak boleh liat emangnya? Lagian lo juga udah liat gue punya yang di sini,โ Hongjoong nyengir sambil menarik sedikit kerah piama satinnya dan sedikit Tattoo bertuliskan 'Cogito Ergo Sum' menyembul dari balik piamanya.
โHehehehe, iya sih. Tapi itu sakit kan?โ Seonghwa menatap desain di tablet Hongjoong dan wajah kekasihnya bergantian. โDesainnya ribet juga, Joong. Lo nggak takut?โ
Melihat ekspresi Seonghwa, Hongjoong terkekeh kecil. โNggak sakit seharusnya. Nggak sesakit yang di dada, Hwa. kan letaknya jauh dari jantung,โ jelas Hongjoong yang kembali sibuk mengulik-ulik desainnya. โApa lagi kalau lo nemenin gue pas di sana. Pasti sakitnya berkurang jauh,โ kekeh Hongjoong sambil membelai rambut kekasihnya.
โHih, lo tuh, masih aja ya, ngegombal. padahal gue lagi serius,โ Seonghwa memanyunkan bibirnya.
'Duh gemes banget sih lo, Hwa,' batin Hongjoong sambil kembali mencoret-coret kanvas di tabletnya. โAnd Hwa, aku ada hadiah di kamarmu. Coba di cek deh,โ kata-kata si rambut biru barusan berhasil membuat lawan bicaranya mengernyit bingung sambil menutup tub es krimnya dan beranjak dari tempat duduknya untuk memeriksa kamarnya.
โHONGJOONG INI KAN BAJU CROP YANG GUE PENGEN ITU. HARGANYA MAHAL BANGET, KENAPA LO BELIIN, SAYANG UANG LO,โ Seonghwa keluar lagi dari kamarnya kini membawa sebuah sweater berkerah berwarna pink dengan bahan rajutan yang nyaman dan hangat.
โI want to treat you, babe. Lagian duitnya bukan hasil minta papa sama mama, Hwa. Itu dapet dari hasil ngerjain Tattoo di studionya Kak Seungyoun. Gue ngumpulin buat ngasih lo reward. At least, itu yang bisa gue lakuin buat lo, Hwa,โ Hongjoong tersenyum sambil meletakkan perangkat tabletnya di sofa dan mendekat ke Seonghwa.
โLagi pula, bajunya cocok sama rambut lo yang sekarang, Hwa,โ sambung Hongjoong yang kemudian memadukan sweater itu di atas kaus putih yang Seonghwa kenakan saat itu. Rambut merah mudanya terlihat lebih manis dengan paduan sweater itu.
Seonghwa terdiam sesaat. Ia menatap kekasihnya, berusaha menahan air matanya untuk tidak meleleh. Tapi usaha itu tak berhasil, Alih-alih tertahan, Air mata justru membanjiri wajah tampannya. Bahunya bergerak naik turun. Hongjoong yang menyadari sesenggukan tangis kekasihnya langsung mendekat dan memeluk si jangkung itu dengan hangat.
โKenapa nangis?โ tanya Hongjoong sambil membelai punggung Seonghwa.
โLo baik banget sama gue,โ ujar Seonghwa sambil terbata-bata diantara isak tangisnya.
โThat's my duty to love you, Bunny,โ Hongjoong terkekeh sambil menunjukkan seringai jahil andalannya.
โStop bikin gue S word kalau lagi sentimental begini.โ Seonghwa kemudian mengigit bahu kekasih mungilnya itu agak keras, membuat seringai jahil si rambut biru itu berubah jadi geraman tanda Hongjoong kesakitan lantaran gigi Seonghwa menyerang bahunya.
โCuma ini nih yang bikin gue nggak tahan sakit. padahal, kalau kena jarum tattoo gue ga berasa sakit2 amat,โ kekeh Hongjoong.
โHabis lo jahil banget sih,โ Seonghwa merajuk sambil mencebikkan bibirnya, yang saat itu langsung dihadiahi kecupan mesra dari sang kekasih.
โDicoba dulu bajunya,โ Hongjoong mendorong Seonghwa kembali ke kamarnya dan menutupnya, menunggu Seonghwa selesai mencoba bajunya dan keluar dari kamarnya.
โGosh Hwa, lo cantik banget, gue rasa gue bisa kehilangan detak jantung sekarang,โ Hongjoong menatap Seonghwa yang kini mengenakan sweater pemberian darinya dipadu dengan celana chino pendek yang menutup tak sampai separuh dari pahanya, dan disempurnakan sandal rumah bulu berwarna krem. Satu kata yang bisa terpikir oleh Hongjoong saat itu. Kekasihnya begitu cantik. Separuh abdomennya terekspos udara yang cukup dingin dari pendingin ruangan.
โJelek ya?โ tanya Seonghwa yang langsung dibalas dengan gelengan kuat dari Hongjoong.
โCantik,โ ujar si rambut biru itu sambil menggelengkan kepalanya lembut. Hongjoong kemudian beranjak dari tempat ia berdiri dan berpindah ke belakang Seonghwa sambil memberikan back hug untuk menutup perut Seonghwa yang terekspos. โTapi kayak gininya harus sama gue doang ya. ga rela gue harus berbagi seni terindah sama orang lain,โ kekeh pemuda 172 cm itu.
โYa emang sama siapa lagi,โ Kekeh si rambut merah jambu sambil menaruh telapak tangannya di atas tangan kecil kekasihnya.
The End.