Nad's Choice #Entry77


Hari itu, tepat setelah 1 bulan lamanya Nad, Kevin dan Kiran berlibur di Los Angeles. dan beberapa hari berlalu sejak peristiwa pengakuan cinta yang dilangsungkan oleh oknum Kevin dan Kiran pada Nad. Nad sempat minta waktu buat memutuskan perasaannya terhadap kedua pria tampan itu. memang, ini hal yang cukup sulit buat Nad. soalnya, yang pertama, Kiran sudah seperti kakaknya sendiri. meskipun keduanya nggak tinggal serumah, tapi sedikit banyak Kiran selalu menjaga dan merawat Nad bak adiknya sendiri. Nad baru kenal Kevin, Nad baru tau Kevin sesuka itu sama dia. Tapi jauh di dalam lubuk hati gadis 22 tahun itu, Nad merasa nyaman dan aman berada di dekat Kevin. Kevin-lah yang berhasil merobohkan dinding pertahanan Nad.

seperti biasa, pagi itu Ibun sudah ada di dapur, menyiapkan sarapan. Joan yang tinggal di rumah sebelah pun sudah mapan di meja makan bersama istri kesayangannya. Kevin dan Kiran sedang sibuk ngobrol sama Papa Angkasa di teras belakang sambil ngopi dan main catur. Nad dan Elisa sibuk di dapur juga, tapi nggak bantuin Ibun. mereka sibuk menyiapkan beberapa buah cupcake yang dihias dalam berbagai bentuk. ada 12 cupcake. 6 di sisi yang diberi label 'Kevin'. 6 lagi ada di sisi yang diberi label 'Kiran'. Nad mau kasih jawaban atas pernyataan mereka pake cupcake itu.

'bun, Kevin sama Kak Kiran jangan dikasih sarapan dulu,' pinta Nad.

'Loh, kenapa, nak?' tanya Ibun sembari menatap putrinya bingung.

'Kemarinan Kak Kiran sama Kak Kevin nembak Kak Nad, Bun. terus hari ini, cupcake itu jawaban dari penantian mereka,' jelas Elisa yang disambut dengan wajah Nad yang memerah.

'ya ampun, anak ibun,' Ibun tersenyum sembari bergeser mendekat ke putrinya yang tengah menghias cupcakes yang sejak pagi tadi dibuatnya itu.

'Bun, papa udah isengin Nad terus, Ellen sama Kak Joan juga, Elisa juga, apa ibun mau ikut-ikutan juga?' Nad merajuk.

'Nggak, nak. Ibun cuma mau bilang, siapapun yang Nad pilih, pasti akan kena ceramah Kak Joan dan Papa. jadi mereka harus siap-siap,' Ibun tersenyum sembari membawa nampan berisi sarapan ke ruang makan.

'Kak Nad kenapa milih Kak Kev?' tanya Elisa pelan sembari membantu menghias cupcakes.

'Sebenernya kalo ditanya siapa yang duluan deket dan suka aku, jawabanya Kak Kiran, El. tapi Aku nggak bisa melihat Kak Kiran lebih dari orang yang gantiin posisi Kak Joan waktu dia dan aku jauh. Kevin yang dengan berani deketin aku meskipun dia tau aku bangun tembok dan gak mau pacaran sama orang populer setelah putus dari Kak Elang.' Nad berujar. Tangannya sibuk menata cupcake berhiaskan cream frosting itu di atas piring.

'Kak Nad, siapapun yang kakak pilih, kalo mereka bikin masalah sama Kak Nad, Elisa, Kak Joan dan Ellen gak akan segan jadi pelindung kakak,' Elisa berujar sambil memeluk Nad.

'Makasi El,' Nad tersenyum dan merengkuh adik tirinya itu di dalam pelukan hangatnya.

'Nad, You ready?' Kepala Ellen menyembul dari balik tirai pemisah dapur dengan ruang makan.

Nad menyambut pertanyaan Ellen dengan anggukan penuh keyakinan. 'Yep,' sahutnya sembari membawa piring berisi cupcake milik Kevin yang sudah ditutup oleh tutup saji, dibelakangnya Elisa membawa milik Kiran, sama-sama tertutup tudung saji.

'Kak Kiran, Kevin, gue harap, waktu kalian buka tudung sajinya dan tau siapa pilihan gue, kalian bisa nerima dengan legowo dan tolong jangan pernah berantem karena gue. I adore your friendship so far,' Jelas Nad sembari menaruh piring di tangannya di hadapan Kevin.

'Kalo berantem, ga boleh main ke sini lagi' Sahut Elisa yang langsung disambut kekehan lembut Ellen dan Joan.

'Lo berdua harus buka barengan. dan apapun keputusan Nad, kalian harus terima,' Joan memberi petuah penutup sebelum kedua pemuda tampan itu membuka tudung saji dan menemukan jawaban Nad di sana.

Punya Kiran, ada deretan cupcake kecil dengan tulisan I'm Sorry tersusun rapi di papan kecil yang menutupi keenam kue kecil berhias krim putih itu. sementara di piring yang ada di hadapan Kevin, diantara enam cupcake kecil berhias cream keju miliknya, ada sekuntum mawar kuning tersemat dan ornamen tulisan yang menyusun kata Yes.

Nad berhenti di belakang Kevin yang masih duduk menatap kuenya dengan tampang cengo. Perlahan, Gadis yang wajahnya masih bersemu merah itu mengalungkan kedua lengannya di leher Kevin dan menyandarkan dagunya di bahu sang adam. 'Thank you for coming into my life, I'm glad you broke my defense,' bisiknya lembut. Di ekor matanya Nad bisa lihat kalau Kevin pun bersemu kemerahan dan tersenyum lebar waktu tahu penantiannya nggak sia-sia.

Setelah itu, Nad duduk di samping Joan, berhadapan dengan Kevin dan Kiran. 'Kak Kiran, maaf. It's been hard for me to decide this past few weeks. Tapi gue yakin cuma lu yang bisa jadi kakak gue, seperti Kak Joan. Lu sosok yang dewasa dan gue yakin suatu saat nanti, ada cewek yang bisa nemenin lu. You're always a brother to me. Like Kak Joan.' Nad berucap pelan.

'Kak Joan, gue pinjem Nad sebentar ya,' Kevin berinsiatif berjalan mendekati Nad dan menggandeng tangan gadis itu, membimbing Nad ke teras belakang.

'Kev,' Nad mendongak, menatap wajah Kevin.

'I love you,' ungkap Kevin blak-blakan sembari merengkuh Nad dalam pelukannya.

'You've broken all the walls i've been building all these time,' Nad menatap mata Kevin. Jarak diantara keduanya saat ini perlahan semakin menipis.

Kevin berinisatif menunduk untuk memotong jarak tinggi badan mereka yang terpaut 12 cm. perlahan, jarak itu mulai hilang, tergantikan suara degup jantung kedua insan yang semakin terakselerasi ketika jarak wajah mereka semakin dekat. Tanpa ragu, wira tampan itu mendaratkan bibirnya di atas bibir merah jambu kepunyaan Nad.


Saved: 3/1/2021