Liztomania #06 Sorren, Santa dan Joanna


Santa duduk di kursi kafe dengan sangat amat gelisah. dari tadi, matanya nggak lepas dari ponsel pintarnya yang tengah menampilkan beranda twitternya yang berisi cuitan dari Sorren, saingannya memenangkan hati Joanna, dan tak lain tak bukan, gadis pujaan hatinya, Joanna yang tengah pergi jalan-jalan bersama. Menurut Yudhis yang duduk di seberangnya, sudah lebih dari 12 kali Santa menghela nafas dan mengacak rambutnya sejak ia melihat cuitan dua orang itu di berandanya.

'Udah kali, San. mau diliat berapa kali pun akan tetep gitu postingannya. lagian lo belom usaha,' Yudhis nyeletuk sambil terkekeh melihat tabiat temannya.

'Lah emang abis ngestalk siapa? kok asem banget mukanya. lebih asem dari keteknya kalo abis basket,' kali ini Yonathan nyeletuk sambil tertawa kecil.

'Anjir' Santa merutuk setengah suara, biar nggak kedengeran berandalan banget. lalu mendorong bahu Yonathan yang duduk di sebelahnya.

'Sepupu gue yang waktu itu, Yo,' jawab Yudhis.

'Kembarannya William anak kelas gue?' tanya Yonathan.

'The one and only Joanna,' Yudhis mengangguk.

'Oh, namanya Joanna? yang selama ini lu sembunyikan dari kita,' Yonathan nyengir jahil.

'Gue pernah liat dia manggung di resital anak seni pertunjukan,' Santa buka mulut. 'Cantik.'

'Tipe Santa banget sih, gue ga heran kalo Santa kesemsem,' Yonathan mengangguk tanda paham betul akan selera sobatnya itu.

'Tapi iya, San. lu harus bersaing sama Kak Sorren. dia udah lama banget ngejar Joanna. Dari 2 tahun yang lalu kayaknya,' Yudhis manggut-manggut sambil menyesap iced americano yang dipesannya.

'Sorren kan idola semua idola. kalo saingan gue Sorren gue bagaikan remahan regal kecemplung di kubangan susu, Dhis. nggak ada artinya,' Santa merajuk diikuti dengan kekehan Yonathan.

'Sejak kapan seorang Santa jadi ciut begini?' ujar pemuda berambut kemerahan itu pada sahabatnya.

'Speaking of the Devil, tuh William dateng,'Yudhis mengangguk ke arah pintu masuk kafe. Seorang pemuda berambut hitam legam muncul dengan kaus sleeveless hitam dan celana jeans yang ada aksen sobek pada lututnya.

'Tumben sendirian, Will,' kali ini Yudhis beneran basa-basi. ingin menjahili Santa yang beneran lagi galau tingkat akut.

William terkekeh saat menerima kekehan jahil Yudhis. 'Ga tau, tadi izin mau pergi bareng sama yang ngegebet dia,' jawabnya asal.

'Loh emang Bang Ren beneran masih sesuka itu sama ade' lo?' tanya Yonathan. membuat santa makin nunduk.

'Dari SMA, tapi cuma dianggap temen sih sama Anna. dia bilang nggak satu kasta sama Kak Ren. terlalu jauh untuk digapai,' William berujar, membuat segaris senyum tipis terlukis di bibir merah Santa yang dari tadi cemberut.

'Sorren dari dulu kan ngegas banget deketin Joanna. dari jaman SMA kan? sampe nyamper gue demi minta nomor hpnya,' Yudhis makin ngegas ngisengin Santa.

'Udah lah, Dhis. lo harusnya support Santa buat deketin ade' gue. Santa sama Joanna ada di liga yang sama. kalo boleh jujur, ga tau kenapa gue lebih percaya sama Santa ketimbang Kak Ren,' jelas pemuda yang kerap disapa Willy atau Liam itu.