Kiran dan Nad 20/12/01 'Half' #Entry60 β€” listen to [https://open.spotify.com/track/5NBez3bV80OmIlt006QCsH?si=6GfgZDgISfGyrCd__wtMTA] β€”

'Kak Kiran kok nggak pergi ke boardwalk juga?' tanya Elisa sembari duduk di samping Kiran, di sofa beludru coklat di ruang keluarga.

'Gue cuma ngasih kesempatan buat Kevin ngutarain semua yang dia simpen dalam hatinya ke Nad. But that doesn't mean I give up ya, El,' ungkap Kiran sambil nyengir.

'Kakak udah berapa lama suka sama Kak Nad?' Elisa berujar dengan gaya interogatif ala-ala detektifnya.

Kiran menatap gadis 19 tahun itu dan terkekeh. Bener kata Nad, Elisa itu sosok pribadi yang lucu dan manis. 'Sejak Papa sama Mama bawa dia pulang dari rumah sakit waktu itu, gue udah suka sama dia. gua suka sama dia bukan karena Nad semata-mata cantik secara fisik. She's a beautiful wallflower.' Kiran berujar sembari menatap ke langit-langit rumah.

'I can't agree more. El juga suka sama kak Nad the first time I talked to her. She's such an angel. Nggak heran Kak Joan sesayang itu sama Kak Nad,' Elisa mengangguk. 'Terus rencana kakak selanjutnya? I mean what efforts are you gonna do to win her heart?'

'I've looked for places to get lost with her tomorrow. ngobrol, sambil jalan-jalan and eventually telling her how I felt about her,' Kiran tersenyum sambil nunjukin tempat yang dia mau kunjungin sama Nad besok.

'great places, kak. semoga kakak bisa confess dan kak Nad bisa memberi jawaban yang sesuai sama hati dia,' Elisa mengangguk sembari beranjak ke dapur, membantu ibun bikin cookies.

Kiran pergi ke halaman belakang, membawa sebuah asbak kecil, katanya precaution kalo tau-tau kepengen nyebat. Halah excuse. Dia nggak cuma ditemenin sama asbak dan satu pak rokok favoritnya, gitarnya udah dipanggul di pundaknya dan nggak lupa segelas kopi susu yang baru saja dibuatkan oleh Elisa. sebenernya Kiran nggak segila papanya kalo ngerokok. tapi, jiwa papa yang kalo setress nyebat ada juga di Kiran. he's an occasional smoker. sore itu, dibawah temaram lampu di gazebo rumah Ibun dan papa, di Los Angeles, California, Kiran menulis sebuah lagu. Lagu yang ia sengaja siapkan buat besok.


Malam itu, Kiran mengetuk pintu kamar Nad. Tentu saja seusai mandi. Ia tahu Nad nggak suka ada bau rokok menempel di badan Kiran. Sementara itu, yang punya nama baru saja menghabiskan 2 batang sembari menulis lagu yang akan dipakanya untuk mengutarakan seluruh perasaan yang dimilikinya. tapi setelah dipikir-pikir, ia mengurunkan niatnya menyanyikan lagu itu karena terlalu cengeng, katanya.

'Nad, can I get in?' ia mengetuk pintu kamar gadis itu. suaranya mengalun lembut dari balik pintu.

'Yes, kak,' Nad berujar sembari membuka pintu kamarnya untuk sang jejaka.

'Besok, can we go together. berdua aja. ada yang mau gue omongin sama lu. pokoknya berdua aja. sekaligus sightseeing di sekitaran sini. i found a nice place for stargazing,' tanya Kiran.

Nad hanya membalas dengan anggukan. Nad tau kedua pemuda itu pengen memastikan kepada siapa hati gadis 22 tahun itu berlabuh. makannya waktu mereka minta kesempatan untuk mengutarakan perasaan mereka, Nad memberikan mereka berdua kesempatan yang adil.

'mau kemana, kak?' tanya Nad.

'saddleback butte state park,' tukas Kiran. namanya aja udah bikin lidah keseleo. 'bentar, gue ada gambarnya. lo pasti suka,' sambung Kiran.

'Kak, cantik banget. tapi masa dari pagi, kan tujuannya stargazing?' tanya Nad lagi.

'kita jalan-jalan dulu aja. tamannya banyak bunga-bunganya. cakep-cakep lagi. besok jam 10 berangkat dari sini ya,' Kiran nyengir.

'Okay, kak,' Nad mengangguk. 'tidur sekarang kak. udah malem,' Nad tersenyum simpul dan berjingkat untuk membelai rambut Kiran.

'Lo juga, Nad.' Kiran balas membelai rambut Nad.


pagi menjelang siang, musim gugur menjelang musim dingin....

Nad dan Kiran sudah ada di mobil yang dipinjamkan Brian pada Kiran. keduanya sudah berada di jalan menuju ke national park yang semalam disebut oleh Kiran. Di dalam mobil, perjalanan mereka diwarnai musik yang terputar dari ponsel Kiran. isinya lagu-lagu yang didominasi oleh artis seperti Keshi, Finding Hope, Honne lagu-lagu yang saat ini tengah digandrungi muda-mudi seusia mereka.

'Nad,' Kiran membuka percakapan mereka.

'Ya?' Nad auto nengok ketika Kiran memanggil namanya.

'Gue tau lu masi kepikiran soal Kevin semalam. Tapi please hari ini kasih gue kesempatan yang sama untuk ngutarain isi hati gue ya,' Kiran berujar. Nad bisa menangkap ekspresi wajah Kiran yang sedikit nampak memohon padanya. meskipun mata sang adam menatap lurus ke jalan yang tengah mereka tempuh.

Nad mengangguk pelan. dari tadi, gadis itu cuma mainin sweater yang melekat di badannya sambil mendengarkan lagu yang terputar dari sound system mobil itu.

Sepanjang perjalanan mereka lewati dalam diam, ditemani suara lagu-lagu dari spotify. keduanya memilih untuk diam sampai mobil yang disetir Kiran tiba di pelataran parkir taman konservasi yang mereka tuju. Setelah memarkir mobilnya, Kiran turun dan membukakan pintu untuk sang pujaan hati. Kalau Kevin malu-malu menggandeng tangan Nad, Kiran dengan terang-terangan meraih tangan Nad dan mengaitkan jemarinya dengan jari-jemari ramping milik dara cantik itu.

keduanya berjalan dengan tangan yang saling bergandengan sembari menatap hamparan bunga aneka warna yang ada di hadapan mereka. Nad sesekali berjongkok untuk tersenyum dan mengamati bunga-bunga itu dari dekat. sementara Kiran diam-diam mengambil foto, mengabadikan senyum manis milik Nad yang tengah asik mengagumi bunga-bunga di sekitarnya.

'𝐻𝑒𝑦 π‘‘π˜©π‘’π‘Ÿπ‘’? π˜©π‘’π‘Ÿπ‘’ π‘Žπ‘Ÿπ‘’ π‘ π‘œπ‘šπ‘’ 𝑑𝑒𝑙𝑖𝑝𝑠 π‘“π‘œπ‘Ÿ π‘¦π‘œπ‘’' sapa seorang wanita paruh baya yang membawa keranjang berisi bunga yang nampaknya baru saka dipetik olehnya di taman itu.

'π‘“π‘œπ‘Ÿ π‘“π‘Ÿπ‘’π‘’?' tanya Nad disambut anggukan wanita tersebut diiring senyum keibuan.

'Kak, cantik banget,' Nad tersenyum sambil mamerin bunga yang baru saja diperolehnya pada Kiran. Pemuda itu auto tersenyum, menampilkan lesung pipit manis kecil di ujung garis senyumnya.

'Lu suka?' tanya Kiran sembari mendekat dan ikut menikmati bunga-bunga yang ada di tangan Nad.

'Suka banget,' Nad tersenyum sembari mundur, menyandarkan tubuh mungilnya pada tubuh Kiran yang kira-kira 20 cm lebih tinggi darinya itu dan mengulurkan tongkat swafotonya untuk mengambil sebuah swafoto bersama dengan Kiran.

Kiran dengan natural melingkarkan lengannya di pinggang Nad dan mengecup pipi gadis itu lembut tepat ketika timer berhenti berputar dan kamera ponsel Nad mengabadikan momen tersebut.

'Nad, it's been almost 8 years since I knew you. There hasn't been a second I didn't think about you. gue sayang sama lo, Nadeshda.' Kiran berbisik di telinga Nad sembari keduanya memandang hamparan padang bunga di hadapan mereka.

'Kak, maaf ya. Gue cuma butuh waktu buat memproses semuanya. Yang gue tau, sampe sekarang, lu selalu disamping gue, waktu gue ada di titik terendah gue.' Nad berujar. tangannya menggenggam tangan besar berkulit putih milik Kiran. 'All these years, literally all these years, makasih atas semua effort lu yang selalu tulus membantu dan mengangkat gue waktu gue jatuh,' Nad mengangkat tangan Kiran dan melingkarkan tangan itu di bahunya.

'I'm sorry if Kev and I overwhelmed you,' Kiran berujar sembari mengecup kening Nad lembut.


Siang beranjak pergi dan tergantikan oleh malam. malam itu banyak banget bintangnya. Kiran dan Nad kini sudah duduk di atas karpet piknik bermotif kotak-kotak yang terhampar di atas padang rumput yang luas. Kiran yang semula duduk di samping Nad tiba-tiba merubah posisinya. kepalanya kini sudah ada di pangkuan Nad. ia berbaring menatap ke langit, mengamati bintang yang berkilau menghiasi langit malam. 'Gue ga bisa ngasih lu macem-macem. tapi yang pasti, gue akan selalu ada waktu lu butuh gue, buat bagi bahagia lu, buat bagi sedih lu. Gue sayang sama lu,' lirih pemuda berparas tampan itu.

Nad terdiam, tangannya masih memainkan rambut tebal milik pria yang menjadikan pahanya sebagai bantal sembari menatap ke langit.

'πΎπ‘Žπ‘˜, 𝐼 π‘˜π‘›π‘œπ‘€ π˜©π‘œπ‘€ π‘¦π‘œπ‘’'𝑣𝑒 𝑏𝑒𝑒𝑛 π‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘™π‘™π‘¦ π‘‘π‘Žπ‘˜π‘–π‘›π‘” π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘’ π‘œπ‘“ π‘šπ‘’. π‘¦π‘œπ‘’'π‘Ÿπ‘’ π‘Žπ‘™π‘€π‘Žπ‘¦π‘  π‘‘π˜©π‘’π‘Ÿπ‘’ π‘€π˜©π‘’π‘› 𝐼 𝑛𝑒𝑒𝑑 π‘¦π‘œπ‘’. π‘Œπ‘œπ‘’'π‘Ÿπ‘’ π‘šπ‘¦ π˜©π‘’π‘Ÿπ‘œ. π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘“π‘–π‘› 𝑔𝑒𝑒 π‘ π‘’π‘™π‘Žπ‘šπ‘Ž 𝑖𝑛𝑖 π‘ π‘’π‘™π‘Žπ‘™π‘’ π‘™π‘’π‘šπ‘Žπ˜© π‘‘π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿ π‘ π‘Žπ‘šπ‘Ž 𝑙𝑒. 𝐼'π‘š π‘ π‘œπ‘Ÿπ‘Ÿπ‘¦ 𝐼 π˜©π‘Žπ‘£π‘’ π‘‘π‘œ 𝑝𝑒𝑑 π‘¦π‘œπ‘’ 𝑖𝑛 π‘‘π˜©π‘–π‘  π‘ π‘–π‘‘π‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘œπ‘›. 𝐼 π˜©π‘œπ‘›π‘’π‘ π‘‘π‘™π‘¦ π‘€π‘œπ‘’π‘™π‘‘ π‘Ÿπ‘’π‘› π‘‘π‘œ π‘¦π‘œπ‘’ π‘Žπ‘›π‘¦π‘‘π‘–π‘šπ‘’. π‘‘π‘Žπ‘π‘– 𝑔𝑒𝑒 π‘π‘’π‘‘π‘’π˜© π‘€π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘π‘’π‘Žπ‘‘ π‘šπ‘’π‘›π‘’π‘‘π‘Žπ‘π‘˜π‘Žπ‘› π˜©π‘Žπ‘‘π‘– 𝑔𝑒𝑒. π‘π‘™π‘’π‘Žπ‘ π‘’ 𝑔𝑖𝑣𝑒 π‘šπ‘’ π‘‘π‘–π‘šπ‘’' ucap Nad dalam hatinya. tanpa disadarinya, air mata jatuh membasahi pipinya. Nad nggak bisa memutuskan semuanya saat itu. tapi Ia bersyukur ada sosok Kiran, Kevin dan semua teman-temannya, Ibun, Papa, Joan, Elisa, Brian yang terus menemaninya.

'Kenapa nangis,' Airmata yang tadi mengalir ke pipi nad kini jatuh membasahi kening Kiran.

'Nggak papa, gue cuma bersyukur ada kalian di hidup gue. gue nggak jadi nyalahin keadaan, gue bersyukur sama keadaan itu,' Nad tersenyum. Kiran hanya bangun dari posisinya dan merengkuh Nad dalam pelukan hangatnya.

'Maaf gue sama Kev membuat lu bingung. take your time. kita bakal tunggu,' Kiran berujar sembari tersenyum.

'Udah malem, balik yuk,' ajak sang adam yang langsung dibalas dengan anggukan dari gadis cantik yang baru saja mengistirahatkan kepalanya di dada Kiran.


Saved as: β€œHalf” 13:40-2020/12/02 word count: 1.396