Dunia Karina part 1


𝖦𝗎𝗇𝖽𝖺𝗁 𝖦𝗎𝗅𝖺𝗇𝖺


Yoo Jimin as Karina Nada Arunika Kim Hongjoong as Haskara Juan Andika Park Seonghwa as Sada Harsa Prakoso


'Alɑh numpɑng teɾkenɑl sɑmɑ Kɑk Hɑskɑɾɑ ɑjɑ bɑnggɑ' 'Kɑɾinɑ, sɑdɑɾ dong, elo nggɑk pɑntes beɾɑdɑ di sekitɑɾ Hɑskɑɾɑ dɑn Hɑɾsɑ' 'Elo tuh cumɑ diɑdopsi kɑɾenɑ pɑpɑ mɑmɑ nγɑ Hɑskɑɾɑ kɑsihɑn sɑmɑ elo!'

Kalimat-kalimat itu sudah sering didengar oleh pemilik nama lengkap Karina Nada Arunika, dara manis berambut hitam legam yang merupakan Adik angkat dari Haskara Juan Andika, si bintang sekolah sekaligus kekasih dari Sada Harsa Prakoso. Tak Jarang Karina menutupi kesedihannya itu dengan tersenyum dan bersikap jenaka dihadapan Harsa dan Haskara. Bahkan papa dan mama yang sangat sayang pada dara manis ini pun nggak tahu-menahu tentang itu.

Memang, Karina bukan adik kandung dari Haskara, namun itu tidak membuat rasa sayang Haskara, papa dan mama terhadap Karina berkurang. Adam yang kerap disapa Haski itu sangat menyayangi adiknya dan ia nggak segan buat nyamperin dan memukul orang-orang yang menyakiti Karina. Bagi Haski, Karina adalah harta yang terindah selain papa, mama dan Harsa. Haski selalu pengen punya adik perempuan. Sayangnya, Tuhan nggak mengizinkan mama mengandung adik untuk Haski.

Sebagai gantinya, Tuhan mengirimkan malaikat kecil bernama Karina dari panti asuhan dekat tempat tinggal keluarga Haski untuk masuk dalam naungan sayap papa dan mama. Haskara seneng banget waktu papa dan mama membawa Karina masuk dalam kehidupannya. Dulu, kalau ada anak di komplek yang jahat sama Karina, maka Haski nggak segan maju dan membela adiknya itu.

makanya sekarang, waktu Karina mendengar teman-teman sekelasnya menghina dan mengganggunya, yang bisa ia lakukan hanya diam dan menangis sendirian. Selain itu, kalau ada orang yang menghina kakaknya, ia akan maju di lini depan, membela kakaknya. Dia nggak mau membebani pikiran Haskara yang sekarang sudah duduk di kelas 12 dan harus fokus untuk menyelesaikan Ujian Nasional dan belajar untuk ujian masuk ke FSRD ITB, kampus idamannya.

Hal itu disembunyikan Karina dari kakaknya sampai suatu saat, Harsa mendapati Karina diserang oleh beberapa anak laki-laki di sekolah mereka yang dari awal nggak suka sama hubungan Harsa dan Haskara. Mereka melampiaskan ketidaksukaan itu pada Karina lantaran tau kalau mereka menyentuh Harsa maupun Haskara, mereka akan dikeluarkan dari sekolah. Soalnya, Harsa adalah cucu dari ketua yayasan yang menaungi sekolah mereka. sementara, Haskara merupakan siswa berprestasi kebanggaan sekolah mereka. kalau ada yang cari masalah sama Haski dan Harsa, pasti pihak sekolah akan bertindak.

'Ada apa nih?' tanya Harsa yang pura-pura lewat di situ. 5 orang anak laki-laki yang tadinya asik ngeroyok Karina langsung auto diam melihat kehadiran Harsa.

'Kak Asa,' Karina menggeleng, tanda dia nggak mau Harsa ikut campur. Tapi Harsa nggak tega melihat kondisi Karina yang sudah babak belur.

'Beraninya sama cewek,' sindir Harsa sambil mendorong 5 cowok itu dan memeluk tubuh mungil Karina lalu membopong adik kekasihnya itu di punggungnya dan membawa gadis itu ke UKS.

Karina hanya diam dan menurut, dia udah nggak punya kekuatan buat berontak. tubuhnya penuh lebam bekas pukulan dari kakak-kakak kelasnya. Dia cuma bisa menangis di pundak Harsa.

'Maafin Karin*, Kak Asa,' rengek Karina dalam tangisannya.

'Makasih ya, Rin. Kamu belain aku sama Haski terus. Kamu nggak harus menderita karena hubungan kita,' hati Harsa tersayat mendengar permintaan maaf Karina dan tangis gadis cantik itu.

Haskara baru saja keluar dari ruang guru saat dirinya melihat Harsa, sang kekasih tengah menggendong Karina di punggungnya. Dengan segera, Haskara berlari mendekat ke arah Karina dan Harsa. 'Nina,' lirihnya menatap tubuh mungil karina yang penuh luka memar.

'Kak Haski, Nina** nggak papa,' Karina yang masih sesenggukan hanya bisa mengatakan hal itu. Hati Haskara tersayat mendengar perkataan adiknya barusan.

'Sa, Nina kenapa?' tanya Haskara pada kekasihnya/

'Gengnya Alvian, dia ga suka sama kita, tapi nggak berani nyerang kita, Has. Dia datengin Karin. Gue sempet denger tadi, Karin berani banget ngebelain kita di depan Alvian dan gengnya yang lebih besar dan kuat dibanding kita. Karin dipukulin,' jelas Harsa. Ya. diantar Harsa dan Haskara hampir tidak ada kata rahasia. semuanya transparan.

'Karin kenapa berani lawan Alvian?' pertanyaan itu muncul dari mulut Harsa.

'Kak Asa, Kak Haski, kalian selalu belain aku. Karina pengen sekali aja belain kalian. Aku sayang sama kalian,' ungkap Karina sambil membenamkan wajahnya di dalam pelukan hangat Harsa.

'Tapi Nina harus tau batasan siapa yang Nina lawan. mereka berlima, badannya besar-besar. Kakak aja takut liat temen-temennya Alvian,' canda Haskara sambil mengobati luka memar di tangan dan kaki Karina. Karina, yang kini berubah posisi jadi senderan di bahu Harsa, tertawa kecil mendengar candaan Haskara.

“Terima kasih sudah memberikan Kak Asa, Kak Haski, papa dan mama untukku, Tuhan.” ucap Karina dalam hatinya.


Sampai di rumah, Mama panik melihat tubuh Karina penuh luka. Mama baru tahu kalo selama ini Karina diperlakukan nggak baik di sekolah. Saat itu, yang mama lakukan hanya memeluk anak perempuannya itu dengan penuh kasih sayang. Setelah mendengar cerita Harsa tentang apa yang terjadi di sekolah, mama jadi mengerti kalau posisi Haski itu beneran sepenting itu dalam hidup adik perempuannya dan Mama hanya bisa tersenyum.

'Maafin mama ya,' Mama membelai rambut anak perempuannya.

'Loh kan mama nggak salah. Nina bersyukur Tuhan izinin Nina punya papa, mama dan Kak Haski,' Nina tersenyum sambil membalas pelukan mama.

'Kakak nggak dipeluk,' Haskara merengut, cemburu ngeliat adik dan mamanya berpelukan.

'Udah sama gue aja,' Harsa tertawa kecil melihat ekspresi wajah kekasihnya yang menggemaskan itu.

'Apaan sih?!' Haski menatap aneh ke arah kekasihnya itu sambil mendorong pundak Harsa pelan. Seperti biasa, kadar Tsundere-nya Haski lebih tinggi dari tinggi badan pemuda 18 tahun itu.

'Ma, emang kalau anak adopsi nggak pantes deket-deket sama kakaknya sendiri ya ma?' pertanyaan itu terlontar dari bibir Karina. Ia menahan air matanya agar tidak meleleh.

'Siapa bilang?' tanya Mama.

'Di sekolah, banyak yang ga suka kalau Nina ngumpul sama Haskara dan Harsa, tante,' Harsa membuka mulutnya. Dia sudah berniat cerita ke orang tua Haski dan Karina soal ini semua.

'Ma, jangan marah. Nina gak kasih tau mama karena Nina takut mama, papa sama kakak kepikiran,' Nina memeluk mama erat.

'Ma, Haski juga baru tau hari ini. Ternyata Nina tuh selama ini pura-pura baik-baik aja,' Haskara akhirnya angkat bicara.

'Nina, Haskara, kalian sama-sama anak-anak papa dan mama. Rasa sayang papa ke Nina nggak lebih sedikit dari rasa sayang papa dan mama ke Haskara,' Mama membelai rambut anak gadisnya dan tersenyum.

'Nina, kamu itu harta terindah yang bahkan uang sebanyak apapun nggak bisa gantiin,' Haskara bergabung dalam pelukan kedua wanita yang paling dicintainya dan menyandarkan dagunya di atas kepala Karina.

'Tante, Asa boleh pinjem Karin sebentar nggak?' Harsa mendekat, menginterupsi momen manis yang membuatnya tersenyum kala itu.

Mama hanya mengangguk dan membiarkan Harsa menggandeng anak perempuan kesayangannya dan membawanya ke taman belakang, Haskara mengikuti dari belakang. Ketiganya duduk di beanbag yang sengaja disediakan papa dan mama di belakang buat keluarga mereka kalau mau bonding time.

'Karin, jangan pernah merasa dirimu sendirian di sini. Ada Kak Asa dan Kak Haski. Walaupun dunia ini menolak kamu, Kakak dan Haski nggak akan ninggalin kamu sendirian, kita selalu di sini,' Harsa berujar sambil menatap Haski dan memberi sinyal pada pemuda 18 tahun itu untuk memeluk adiknya.

Haskara berlutut di hadapan adiknya dan menatap mata adiknya itu dalam-dalam. 'Aku selalu pengen punya adik perempuan. Dan waktu kamu masuk ke dalam hidupku, hari pertama papa ngajak kamu pulang ke rumah, aku langsung sayang sama kamu tanpa perlu waktu penyesuaian. Kamu hartaku yang paling berharga selain Harsa dan papa mama.' Haskara merengkuh adiknya dalam pelukannya.

'Kakak juga berharga buat Nina. Makannya Nina berani dan rela dipukulin sama Kak Vian. Karena Nina sayang sama kakak dan kak Asa,' yang dipanggil Nina itu membalas pelukan Haskara. 'Kak Asa, kalo bikin nangis kakak entar Kak Asa ku pukul,' canda Karina sambil terkekeh kecil.

'Kayak berani aja mukul aku,' ejek Harsa sambil menjulurkan lidahnya.

'KAKAAAAAKKK, TUH LIAT PACARNYA IH ISENG BANGET,' Karina merajuk sambil menarik lengan baju Haskara.

Yang menerima laporannya cuma tertawa melihat jenakanya Harsa menjahili adiknya. Dalam hati, sang kakak ini berjanji, ia akan berusaha mencari tahu siapa yang mengganggu adiknya dan akan membuat perhitungan sama orang-orang yang membuat adiknya bersedih itu.


Bersambung