β€œπΌ'π‘š π‘›π‘œπ‘‘ π‘Ÿπ‘’π‘“π‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘–π‘›π‘” π‘‘π‘œ π‘‘β„Žπ‘’ π‘ π‘œπ‘›π‘”, 𝐼𝑑'𝑠 π‘¦π‘œπ‘’π‘Ÿ 𝑒𝑦𝑒𝑠, π‘‘β„Žπ‘’π‘¦'π‘Ÿπ‘’ π‘π‘’π‘Žπ‘’π‘‘π‘–π‘“π‘’π‘™β€


Kim Hongjoong as Himself You as Choi Ara


from the prompt challenge [37.] β€œIt's Beautiful, Isn't it?”


Terbiasa bersama sejak kecil, itulah gambaran dari persahabatan Ara dan Hongjoong. Keduanya terbiasa bersama melakukan segala hal. Saking terbiasanya, keduanya tak menyadari kalau benih-benih cinta mulai tumbuh diantara kedua insan muda ini. Ara dan Hongjoong tak terpisahkan, begitu komentar dari Minseong, kakak laki-laki Ara yang menyaksikan persahabatan dari kedua insan ini. Bahkan member ATEEZ pun mengakuinya.

Pasalnya, Hongjoong tak pernah mengizinkan siapapun masuk ke ruang kerjanya, bahkan Seonghwa pun tidak. Tapi, setiap kali Ara datang, pintu studio itu terbuka lebar untuk Ara. Kadang, member ATEEZ cemburu terhadap keterbukaan Hongjoong pada Ara, tapi mereka sadar bahwa bagaimanapun, sejauh apapun mereka terpisah, hati Ara tak pernah meninggalkan Hongjoong, begitu pula sebaliknya.

Kalau member ATEEZ pernah bercerita bahwa Hongjoong akan menghabiskan 10 menit untuk menyiapkan busana yang ia akan kenakan saat pergi meeting dengan agensi, pemuda 24 tahun ini akan menghabiskan 20-30 menit hanya untuk memilih busana yang tepat untuk bertemu dengan Ara. Kata Hongjoong, Ia harus selalu terlihat tampan dan memukau di hadapan Ara. Soalnya Ara itu sangat cantik di mata Hongjoong, walaupun Hongjoong enggan mengakuinya.


Suatu siang di musim panas yang cerah dan sedikit berangin…

Ara duduk di sudut sebuah kedai kopi di daerah hongdae sambil menikmati kopinya dan membaca buku yang sengaja dibawanya. Hari ini, Hongjoong dan Ara memang sudah berencana untuk bertemu setelah berbulan-bulan menunda acara temu-kangen mereka. Harusnya, acara hangout ini mereka lakukan musim semi lalu. Tapi, Hongjoong disibukkan dengan aktivitas promosi album Fever Part 2 bersama ATEEZ, belum lagi padatnya jadwal latihan untuk persiapan acara Kingdom yang menyita sebagian besar waktu pemuda bermarga Kim ini memaksa keduanya untuk membatalkan acara Quality Time mereka.

β€˜Ara,’ Hongjoong mengetuk meja di depan Ara dua kali sebelum sang gadis mengangkat kepalanya dari buku bacaannya dan tersenyum.

β€˜Joongie! Bagaimana kabarmu?’ tanya Ara sambil memasukkan buku ke dalam tote bag kanvasnya. Matanya menatap wajah Hongjoong yang nampak agak letih. β€˜Pasti jadwalmu padat sekali. Aku jadi tak enak kau harus menyelipkan acara ritual me-time kita ini di tengah kesibukanmu.’ Ara menatap Hongjoong dengan tatapan khawatir. β€˜Aku nggak papa, Ara. Tenang saja,’ Hongjoong tergelak mendapati reaksi sahabatnya yang sedikit panik itu. β€˜Seperti biasa, masih sibuk di studio.’

β€˜Sudah sarapan kah?’ tanya Ara lagi.

β€˜Hmm, kayaknya terakhir makan tadi malam deh. Belum sempat sarapan, habis kan lagunya belum selesai,’ Hongjoong menggeleng sambil duduk di samping Ara.

β€˜Aku beliin makanan ya. Kamu harus makan, kalau nggak mau makan berat, mungkin waffle sama strawberry smoothies, gimana?’ tanya Ara menawarkan beberapa menu yang dirasanya cocok dengan lidah Hongjoong.

β€˜Kamu masih ingat menu favoritku ternyata,’ Hongjoong terkekeh dan mengangguk.

β€˜Okayy!’ Ara mengangkat tangannya membentuk gestur β€œOK”.

Bagaimana Hongjoong tak jatuh hati pada Ara, gadis itu begitu perhatian padanya. Nggak hanya melulu soal makanan, Ara juga peka soal kondisi psikis alias keadaan mental Hongjoong. Ara selalu memastikan Hongjoong dalam kondisi mental yang baik. Kadang, walau tak terlalu memahami seluk-beluk kehidupan sebagai idol, Ara selalu mendengarakan cerita dan keluh-kesah Hongjoong dengan seksama. Seperti kala itu, di cafΓ© berornamen minimalis itu, Ara memilih menyandarkan kepalanya di pundak Hongjoong, mendengarkan semua ocehan pemuda 172 cm itu sambil sesekali memegang tangannya.


Usai acara temu kangen di cafΓ©, Hongjoong mengajak Ara untuk berkunjung ke studionya, menemaninya bekerja. Sesungguhnya, Ara nggak masalah dengan rutinitas menemani Hongjoong, malahan ia suka mendengarkan lagu-lagu buatan Hongjoong. Kata Ara, lagu buatan Hongjoong itu sumber semangatnya. Lagu-lagunya itu selalu memberinya semangat untuk menjalani hari-hari selanjutnya dalam hidupnya.

'Cantik,' Ara bergumam ketika Hongjoong sedang memamerkan lagu baru karangannya.

'Hah? apa?' Hongjoong yang masih fokus dengan aplikasi untuk mengedit lagunya tiba-tiba menoleh.

'Eh, enggak, maksudku lagumu cantik,' Ara bergumam. Gadis itu benar-benar tengah mengagumi lagu yang diputar sama Hongjoong dengan mata yang berbinar.

Hongjoong yang tadinya masih sibuk dengan layar komputernya menoleh dan menatap mata sang gadis yang tengah berbinar-binar. 'Cantik kan?'

'Iya, lagunya cantik,' Ara tersenyum manis.

'Bukan, Ra. Matamu cantik banget,' Hongjoong mendekat dan perlahan memotong jarak diantar mereka berdua. awalnya, ia hanya mendaratkan bibirnya di atas kening Ara. Yang tiba-tiba dikecup pun langsung menutup wajahnya yang bersemu merah. Jantung Ara berdegup kencang, Hongjoong bisa dengar irama detak jantung gadis di hadapannya itu dengan cukup jelas.

'Iiiihh, Hongjoong,' Ara memukul dada Hongjoong pelan.

'Kenapa, Ra? matamu kan memang sungguhan cantik,' Hongjoong nyengir jahil sambil mengeluarkan kekehan yang sangat renyah terdengar di telinga Ara.

'Ra, liat sini dulu,' Hongjoong menangkup wajah Ara dan dengan secepat kilat mendaratkan labia merah jambunya itu di bibir Ara.

'HONGJOOOOONGG,' Ara kembali memukul pelan dada Hongjoong dan menyembunyikan wajah kemerahannya di dada sang pemuda Scorpio yang tengah tertawa melihat betapa menggemaskannya reaksi Ara itu.